"Van."
"Hm?"
"Kalo misalnya gue suka sama cowo, gimana?"
Ivan diam.
Bukannya tak ingin menjawab, ia hanya terlanjur kaget. Kenapa tiba-tiba Uwi bilang seperti itu?
"Hmm, kalo suka aja ya gapapa."
"Kalo sampe pacaran?"
Uwi memberanikan menatap wajah sang sahabat yang kini berbaring di samping tubuhnya. Cowo itu masih tetap diam menatap langit-langit kamar tanpa berniat menjawab dengan cepat.
Sebenarnya Uwi takut. Takut Ivan akan marah dan tak suka.
"Gue cuma nanya doang kok. Ga usah serius gitu."
Ivan berdecak, "Gue tau, kalo lo mulai ngebuka pembahasan aneh pasti udah ada yang terjadi, Wi."
"A-apanya?"
"Lo suka sama si Agis? Yang bener aja, Wi. Apa karena lo udah di cium sama dia?" Ivan mengganti posisinya, menyamping menatap dengan berani pada sahabatnya itu.
"Ih, Engga!"
"Terus?"
"Ga ada, gue cuma iseng nanya kok. Soalnya kan dari SMP lo ga pernah ngizinin gue pacaran. Meskipun gue juga ga terlalu butuh yang namanya pacar. Kan ada lo, hehe." Uwi memeluk perut Ivan, menyembunyikan wajahnya di dada bidang cowo itu.
"Tapi, Van. Gue ga mau selalu lo larang-larang." masih menyembunyikan wajah di dada Ivan, Uwi berusaha seberani mungkin mulai Speak Up tentang dirinya yang selalu mendapat penjagaan dari Ivan berupa larangan.
"Lo ngerasa gue larang?" Ivan mengelus rambut hitam kelam itu dengan lembut, dan menerima anggukan setelahnya.
"Ayah sama bunda bilang kita harus bisa milih temen, kan? Dan selama ini gue cuma berteman sama lo doang, karena merasa cuma lo yang baik buat gue. Selain itu juga, dari dulu lo ga pernah ngizinin gue main sama siapapun terlalu lama."
"... "
"G-gue tau kalo lo takut gue salah pergaulan kan? Tapi sekarang gue udah mulai dewasa, kita mulai dewasa, Van. Gue pengen punya temen banyak tanpa harus milih-milih, tanpa harus takut."
"Apa dengan punya gue doang lo ga cukup?"
"Bukan gitu, Van. Udah lebih dari cukup gue punya lo yang nemenin dari awal. Lo bahkan udah jadi temen dari separuh perjalanan hidup gue. Dan sekarang, gue pengen punya banyak temen lagi, gue ga mau nyesel suatu saat nanti kalo udah lulus dan sama sekali ga ada kenangan banyak sama temen ... L-lo ngerti kan maksud gue?"
"Bukannya lo udah punya banyak temen? Di kelas juga ada Ana, ada gue. Ada yang lainnya."
"Iya, dan gue cuma akrab sama lo, juga Ana. Sisanya mungkin Geng A4. T-tapi lo ngelarang gue main sama mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
IVANDER
Teen Fiction"Gue akan tetap berada di samping lo, entah itu sebagai seorang sahabat, atau sebagain Ivan yang cinta sama lo." Memasuki masa SMA, yang katanya 'Masa Paling Indah' itu justru menjadi perjalanan pahit bagi Ivander dan Ruwina.Tumbuh dewasa, tak membu...