IVANDER - 18. Anak Pemilik Sekolah

60 8 1
                                    

Ivan menarik selimut, menahan tubuhnya yang menggigil kedinginan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ivan menarik selimut, menahan tubuhnya yang menggigil kedinginan. Lihatlah, siapa yang kena demam akibat kebut-kebutan tadi malam.

Awal mengira Uwi lah yang akan sakit, ternyata Ivan lah yang demam sekarang.

"Mampus, rasain lo! Biar kapok ga kebut-kebutan lagi."

"Ini cuma karena gue gadang semalem, jadinya demam. Bukan karena naek motor ngebut."

"Ngeles aja terus kerjaannya."

Uwi menyisir rambutnya, merapikan dasi seragamnya lalu membereskan buku.

"Istirahat yang cukup hari ini, biar gue yang bilang ke wali kelas kalo lo sakit. "

"Hm, iya. Jaga diri baik-baik selama ga sama gue. Kalo ada anak-anak berandalan itu cepet-cepet lo lari, jangan main sama mereka."

"Iya Ivander Bima Kartanata, sahabatmu ini paham." Uwi duduk di samping Ivan, mengelus surai cowo itu. "Gue bakal jaga diri kok, lo tenang aja."

Ivan mengangguk lalu bergantian mengelus rambut cewe yang sudah ia anggap adik kesayangannya itu. Meskipun tak dapat di pungkiri hatinya berperan lain.

"Gue berangkat dulu. Jangan lupa makan, ya. Gue yang masak loh. Soalnya Bunda lagi pergi kerja."

"Awas aja kalo nanti ga enak."

"Jangan ngeremehin Ruwina, masakan si cantik ini udah pasti enak ... Gue berangkat, Bye!"

***


"Uwii!"

Cewe yang di panggil namanya itu menoleh, dan mendapati Ali berlari ke arahnya.

Sempat terkejut namun ia mencoba menenangkan diri. Pasalnya ia ingat perkataan Ivan yang tak membolehkannya bermain dengan anak-anak Geng A4.

"Baru berangkat?"

"Iya, nih."

"Tumben ga sama Ivan?"

"Ivan lagi sakit, jadi ga berangkat deh."

"Eh, ternyata dia bisa sakit juga ya, hahaha!"

"Ya bisa lah, emangnya dia robot. Haha!" Uwi sedikit canggung tapi tak apa, ini hanya Ali, bukan Agis. Jadi, ia tak perlu begitu takut.

"Jam istirahat nanti si Bos mau ngajak lo makan bareng. Katanya sih sebagai tanda minta maaf. Lo mau kan?"

"Hmm, gimana nanti aja, deh. "

"Oh, oke deh. Yaudah, gue duluan ya, Wi. Bye!"

"Bye!"

Uwi melambai saat Ali berlari pergi dari sana. Apa harus ia menolak ajakan itu? Atau meng iya kan, karena niat Agis kan memang ingin meminta maaf. Tapi, kembali pada ucapan Ivan tadi pagi, bahwa cowo itu tak ingin Uwi dekat dengan Geng A4.








"Kalo ngelamun jangan di tengah jalan."

"Eh?" Uwi menoleh, dan mendapati cowo yang pernah ia tabrak waktu itu. Dengan cepat, ia bergeser ke kiri, karena memang benar ia terlalu menghalangi jalan.

"M-maaf."

Gani, tak membalas ucapan maaf itu. Ia berjalan pergi begitu saja. Uwi yang merasa kesal karena cowo itu terlalu dingin akhirnya spontan menendang kaki cowo tersebut.

"Akh!"

"Bisa ga sih lo ga usah sok dingin gitu? Kalo ada orang yang minta maaf tuh kasih respon!"

Gani mengelus kakinya yang baru saja terkena tendangan Uwi. Boleh juga keberanian cewe ini ternyata.

"Lo udah salah, nyolot lagi."

"Gue salah tapi gue udah minta maaf, lo aja yang ga tau diri ga ngehargain permintaan maaf gue."

"Nyebelin juga ya lo." Gani mulai melawan karena cewe di depannya ini semakin meneriaki nya.

"Gue ga bakal nyebelin kalo lo ga-"

"Uwi! Lagi apa disini? Tumben lo berangkat sendiri? M-mending kita ke kelas yu."

Ana, tiba-tiba datang dan menarik Uwi pergi dari sana. Meksipun cewe itu masih ngotot menyalahkan Gani.

"Wi, udah biarin aja. Lo jangan nyari masalah sama dia."

"Kenapa? Emang dia siapa? Anak presiden?"

"Dia anak pemilik sekolah ini, Wi."

Uwi membulatkan matanya, membuka mulutnya lebar-lebar. "A-anak pemilik s-sekolah?"

"Iya, jadi lo jangan cari gara-gara sama dia. Selain itu, dia juga kakak kelas kita. Lo harus jaga kesopanan."

Hanya bisa menepuk jidat, Uwi merasa dirinya hampir saja masuk ke lubang buaya. Duh! Bisa gawat kalau cowo itu sampai merasa kesal padanya. Dan yang lebih parah, ia bisa di depak dari sekolah karena punya masalah dengan anak pemilik sekolah.

Astaga, mimpi buruk sekali.

"Makasih banget, Na. Lo udah nolongin gue. Aduh! Gimana kalo tiba-tiba gue di panggil ke BP gara-gara kasar ke dia?"

"Ya, gue juga ga tau harus gimana."

Tanpa di sadari oleh kedua cewe itu, Gani yang baru saja melewati tubuh mereka hanya menyeringai puas karena sempat mendengar pembicaraan Uwi dan Ana.






"Lo udah tau siapa gue," gumannya pelan.

*

Sungkem dulu sama yang ngedit ╥﹏╥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sungkem dulu sama yang ngedit ╥﹏╥

IVANDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang