IVANDER - 34. Berubah

60 6 0
                                    

Dua minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua minggu kemudian...

Hari demi hari yang harusnya berjalan normal, justru berubah karena kejadian hari itu, dimana semuanya terbongkar dengan sangat jelas.

Ivan jadi jarang sekali mengunjungi Uwi, karena ia pun sibuk menjenguk Mama nya yang masih terbaring Koma. Bahkan, Ivan juga jarang masuk sekolah. Pihak sekolah sudah memberinya keringanan karena Ivan memang harus menjaga Mama nya.

Nara dan Dera sudah jujur atas semua yang mereka perbuat. Tata sebenarnya tak bisa menerima semuanya, karena ia sangat khawatir ini akan berdampak pada putrinya.

Gadis berambut pendek itu bahkan menjadi lebih pendiam. Tak pernah lagi meneriaki Ivan dari balkon nya. Karena ia sendiri bingung, harus bagaimana bicara dengan Ivan.

Ayahnya masih bekerja dengan normal, meskipun akan menjadi lebih pendiam dari sebelumnya. Keduanya hanya akan berbicara saat sarapan dan makan malam.

Entah dimana Bunda nya sekarang, lima hari lalu wanita itu pamit untuk pindah dari rumah ini bersama Dera. Uwi maupun sang Ayah tak memberi jawaban apapun, namun wanita itu tetap pergi.

Atau memang dia sudah tidak peduli lagi?

"Wi, lo gapapa?"

Sengaja mengunjungi kelas Uwi, Geng A4 duduk mengelilingi Uwi. Terutama Agis yang berusaha menenangkan cewek tercintanya itu.

"Kalo ada apa-apa cerita aja sama kita."

"Gue lagi ga pengen bicara banyak."

"Kita tunggu sampe lo bisa buat cerita."

Uwi hanya mengangguk, sama sekali tak ingin menimpali percakapan ke empat nya. Candaan Ali pun rasanya sangat garing, tak seperti biasanya.

"Si Uwi kok masih aja sama mereka? Ganjen banget kayaknya, mainnya sama cowok terus."

"Kan katanya kalo main sama cowok itu kita bakal di jadiin ratu, mungkin dia emang pengen kayak gitu."

"Si Uwi emang cantik, tapi liat dia gabung sama cowo bikin gue ga yakin kalo dia masih perawan, Hahahaha!"

Brak!

"Jaga mulut kalian ya, Anjing!" Agis menggebrak meja dengan tiba-tiba. Menghampiri cowok yang baru saja mengatakan hal yang tidak-tidak tentang Uwi.

"Jangan sembarangan kalo ngomong!" bentaknya lagi.

"Kenapa? Ga Terima ya Ratunya di omongin?" Lawan cowok tadi.

"Lo ..., "

BUGH!

"Gis, udah!" Uwi menarik tangan Agis agar menghentikan aksinya. Bisa gawat jika sampai ada yang melapor pada BP.

"Gue ga Terima lo di bicarain kayak gitu, Wi!"

"Udah, Gis! Gapapa."

"Lagian ngapain kalian kesini? Gue lagi pengen sendiri, tolong jangan ganggu gue!" Lanjut Uwi.

IVANDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang