Lima

26 1 0
                                    

"HALO PENDUDUK RUMAH KELUARGA LEE, LEE SEOKMIN PULANG!" teriak Seokmin begitu memasuki rumah.

"Punya kakak berisik banget sih!" omel Chan yang lagi santai di ruang tamu.

"Bukannya bersyukur punya kakak happy virus begini, jarang-jarang tau kakak yang kaya kakak," balas Seokmin tidak terima.

"Iyain aja biar kakak senang," ucap Chan acuh tak acuh.

"Gini amat nasib anak pertama," kata Seokmin meratapi nasib.

Tidak lama kemudian datanglah pasangan muda yang sudah menghabiskan waktu bersama.

Sejeong yang sudah kehilangan mood bagusnya segera masuk tanpa menyadari kehadiran Seokmin dan Chan disusul Soonyoung dengan muka paniknya membuat Lee bersaudara bingung.

Tak sampai disitu Jihoon yang baru keluar dari kamar langsung memasang muka kebingungan dengan tingkah saudara kembarnya itu.

"Sejeong ..." lirih Soonyoung mencoba meraih tangan Sejeong, namun gagal karna Sejeong berjalan lebih cepat dan sudah memasuki kamarnya.

Soonyoung hanya menatap pintu kamar Sejeong dengan harapan ia segera membukakan pintunya, namun harapannya itu sirna saat Soonyoung merasakan hawa dingin di belakangnya.

"Lo apain Sejeong?" tanya Jihoon penuh rasa amarah.

Deg!

"Mampus gue," ucap Soonyoung dalam hati.

Sambil mempersiapkan mental Soonyoung membalikan tubuhnya sembari menundukan kepala.

"Jujur Ji, gue juga ngga tau. Tiba-tiba Sejeong badmood," jawab Soonyoung.

"Ngga mungkin Sejeong tiba-tiba badmood, pasti ada penyebabnya!"

"Ya itu mau gue cari tau, tapi Sejeong diem aja."

Jihoon semakin menatap tajam Soonyoung.

"Ji udah biarin aja, biasalah pertengkaran antara sepasang kekasih itu. Mungkin Sejeong perlu waktu sampai tenang dan cerita," ucap Seokmin yang baru datang sekaligus menenangkan Jihoon.

"Iya ka, Chan juga suka gitu sama Mina. Besoknya kita akur lagi kok," timbal Chan yang sembunyi di belakang Seokmin. Chan juga takut kalau Jihoon marah.

Jihoon hanya terdiam. Ia pun melangkahkan kakinya meninggalkan Soonyoung yang masih ketakutan.

Setelah Jihoon sudah tidak terlihat oleh pandangan mereka, mereka bertiga pun menghela napas lega.

"Makasih ka Seokmin, gue ngga tau kalau semisalnya lo ngga dateng," ucap Soonyoung.

"Gue juga agak takut tadi, cuma kalau bukan gue siapa yang nenangin Soonyoung disaat Mama dan Papa lagi ke luar kota?" kata Seokmin menjelaskan.

"Kalau gitu, gue pamit pulang dulu ya Ka. Besok gue jemput Sejeong seperti biasa," pamit Soonyoung yang dibalas anggukan Seokmin.

Chan menarik ujung baju Seokmin sambil meminta menurunkan kepalanya agar Chan bisa berbisik, "Ka kayanya ini bukan masalah sepele deh soalnya Chan baru liat ka Sejeong semarah ini."

"Bener juga kamu Chan, biasanya semarah-marahnya Sejeong masih mau mendengarkan penjelasan orang."

Chan mengangguk setuju.

***

Keesokan harinya, keseharian keluarga Lee berjalan seperti biasa.

"Jihoon, Sejeong, Chan hari ini gue ada project di Kampus. Jadi bakal pulang malem banget, kalian hati-hati ya di rumah," kata Seokmin sebelum meninggalkan ruang makan.

Lee Family 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang