Enam Belas

8 1 0
                                    

Sesuai yang telah dijanjikan. Saat ini, Seungkwan sedang membantu Sohye memilihkan pakaian.

"Ini gimana?" tanya Sohye.

"Terlalu formal." jawab Seungkwan.

"Kalau ini?"

"Ngga deh, kaya mau sekolah."

"Hmm ... ini?"

"Duh jangan yang itu."

"Terus yang mana dong?"

Seungkwan melihat semua pakaian Sohye. Lalu ia melihat, baju hitam dan rok hitam.

"Pake ini aja! Terus tasnya yang ini!" Seungkwan memberikan pakaian pilihannya.

Sohye pun mencoba memakai pilihan Seungkwan dan tanpa diberitahu Seungkwan menunggu Sohye berganti pakaian di luar kamarnya.

Kreek!

Menampilan Sohye dengan pakaian hitamnya.

"Gimana?" tanya Sohye.

Seungkwan mengacungkan kedua jempolnya, "cantik! Gue yakin Jihoon makin jatuh hati sama lo!"

"Lebay!" ucap Sohye kembali ke kamarnya diikuti Seungkwan.

Sohye mulai mempercantik dirinya, mulai dari urutan memakai skin care dan make up dilanjut merapikan rambut.

Seungkwan yang melihatnya hanya tersenyum, pasalnya baru pertama kali ia melihat Sohye sesenang ini.

"Gue harap kencan lo berjalan lancar," ucap Seungkwan penuh harap dalam hati.

Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 10 dan Jihoon datang tepat waktu.

"Gue berangkat ya Seungkwan, lo kalau masih mau disini ngga apa-apa," pamit Sohye.

"Ngga sih gue balik abis ketemu tante, sukses ya kencannya," balas Seungkwan.

"Dibilangin ini bukan kencan!" elak Sohye berlarian kecil menghampiri Jihoon.

Jihoon sempat bertemu dengan mama Sohye. Terpampang jelas di wajah mama Sohye betapa gembiranya anak gadis satu-satunya pergi main bersama laki-laki lain selain Seungkwan.

"Ini patut dirayakan!" gumam mama Sohye.

***

Sama seperti sebelumnya, mereka hanya terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing. Jihoon yang tidak biasa melihat Sohye memakai pakaian selain baju sekolah mencoba untuk menenangkan dirinya.

 Jihoon yang tidak biasa melihat Sohye memakai pakaian selain baju sekolah mencoba untuk menenangkan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak hanya Jihoon yang sedang menenangkan diri, Sohye pun melakukan hal yang sama. Di mata Sohye, Jihoon terlihat lebih tampan dari biasanya.

Jihoon menolehkan kepalanya dengan kedua tangan memasuki saku jaket dan untuk kesekian kalinya Jihoon mengakui perasaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon menolehkan kepalanya dengan kedua tangan memasuki saku jaket dan untuk kesekian kalinya Jihoon mengakui perasaannya. Sohye yang merasakan tatapan Jihoon mencoba untuk tidak terlihat salah tingkah, namun tingkahnya membuat Jihoon gemas. Jihoon pun tersenyum.

"Hmm ... Jihoon kalau jalan lihat depan," ucap Sohye

"Ini juga sambil lihat depan kok," balas Jihoon seraya tersenyum jahil.

Sohye menjadi orang pertama yang melihat Jihoon senyum sesering ini selain keluarganya. Sohye kebingungan takut-takut ada yang salah pada diri Jihoon.

Lalu, tak terasa mereka sudah sampai di Halte Bis dan duduklah mereka untuk menunggu bisnya datang. Seperti biasa hanya ada keheningan diantara mereka berdua. Untung saja tidak membutuhkan waktu lama untuk menunggu, bis yang dinanti sudah datang.

Mereka duduk bersebelahan di belakang dengan Sohye duduk dekat jendela. Perjalanan cukup memakan waktu dikarenakan Jihoon mengajak Sohye ke Mall yang berada di Pusat Kota. 

Awalnya Jihoon ingin mengajak Sohye makan saja di Restaurant yang biasa ia kunjungi dengan Sejeong, namun Sejeong sangat menentangnya. Kalau begitu, mari kita flashback sebentar. 

Sejeong yang lebih antusias dengan kencan ini menghampiri kamar Jihoon. Terlihat Jihoon sedang rapi-rapi.

"Ji, mau ngajak Sohye kemana?" tanya Sejeong.

"Ke Restaurant yang biasa kita makan," jawabnya.

"Hah? Ngga salah?"

"Ya ngga salah karena gue ngajak dia sebagai balasan udah bantuin gue."

Sekedar informasi Sejeong sudah tahu bagaimana Jihoon dan Sohye bertemu karena diceritakan langsung oleh Jihoon saat teman-teman yang berkunjung kemarin sudah pulang.

"Tetep aja ini namanya kencan dan yang namanya kencan itu harus ke tempat yang bisa memberikan kenangan pada kedua belah pihak!" omel Sejeong terlampau gregetan dengan kembarannya itu.

"Makan juga bisa dijadikan kenangan."

Sejeong tidak habis pikir dengan kembarannya itu segera mengambil ponsel Jihoon. Setelahnya, Sejeong memesan 2 tiket nonton.

"Ada untungnya juga gue nanya Sohye lagi pengen apa," kata Sejeong sembari memberikan ponsel Jihoon. "Nih udah gue pesenin dan gue bakal kirimin Cafe yang sangat direkomendasikan karena gue udah coba sama Soonyoung. Disana juga ada live music, kali aja lo mau menyumbangkan suara emas lo terus buat Sohye terkesan."

Jihoon diam mendengarkan ucapan Sejeong, ia pun mengambil ponselnya.

Flashback selesai.

"Ada untungnya juga punya kembaran peka kaya Sejeong," pikir Jihoon sembari melirik Sohye.

Jihoon tidak bisa sebentar saja mengalihkan pandangan dari Sohye dan selama perjalanan Sohye hanya memandangi jendela karena gugup.

"Kenapa gue segugup ini ya?" ucap Sohye dalam hati.

Singkat cerita mereka sudah sampai di Halte tujuan. 

Mereka berjalan ditengah keramaian.

"Rame banget ya," komentar Sohye.

"Betul, aku juga ngga nyangka kalau bakal serame ini."

Sohye menganggukan kepala setuju, "oh ya, ngomong-ngomong kita mau ngapain disini?"

"Nonton film yang kamu mau."

"Film?"

"Iya," ucap Jihoon seraya menarik lengan Sohye khawatir terpisah, "maaf ya gue pegang tangan lo takut soalnya rame banget."

Blush!

Pipi Sohye kembali memerah.

"O-oh iya ngga apa-apa," kata Sohye gugup.

Lagi-lagi tidak ada percakapan selama mereka berjalan ke Bioskop. 

Sesampainya di Bioskop Jihoon segera menyetak tiket yang sudah dipesan, lalu Jihoon membeli popcorn berserta minum. 

"Sini aku bantu," ucap Sohye mencoba mengambil popcornnya.

"Makasih," kata Jihoon tersenyum.

Sohye tersenyum kaku seraya menganggukan kepalanya.

"Kalau gitu ayo!" ajak Jihoon memimpin jalan.

Mereka sudah duduk di kursi sesuai nomor yang tertera pada tiket Bioskop. Sohye kembali merasa gugup. Sohye mencoba melirik Jihoon.

"Jihoon ganteng banget ya, kok bisa sampai sekarang ngga punya pacar," pikir Sohye.

Jihoon menyadari lirikan Sohye. Jihoon pun langsung menolehkan kepalanya, "kenapa Sohye?" 

Suara rendah nan lembut Jihoon berhasil membuat jantung Sohye berdetak lebih cepat. Perasaan yang baru saja ia rasakan merupakan hal yang tidak biasa.

Sadar akan perasaannya, Sohye menundukan kepalanya karena malu.

***

-TBC-

Jihoon calon-calon bucin ini mah hahaha


Lee Family 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang