Sebelas

11 3 0
                                    

Minju merupakan anak satu-satunya yang sangat disayang oleh kedua orang tuanya. Apapun yang ia mau dikabulkan sampai semua itu sirna ketika sosok wanita asing datang. 

Saat itu Minju sedang merayakan hari ulang tahun Ibunya di sebuah Resto langganan keluarganya dan juga ini pertama kalinya sang Ayah tidak bisa ikut merayakan, sebagai gantinya ia menitipkan hadiah pada pelayan resto.

Mereka merayakan seperti biasanya. Meniup lilin, memakan kue serta makanan yang telah dipesan serta membuka hadiah. 

"Sayang sekali Ayah ngga bisa dateng," keluh Minju mengerucutkan bibir.

Sang Ibu tersenyum, "Ayahmu lagi sibuk sayang ... sebagai gantinya besok kita akan jalan-jalan ke Taman Bermain," jelas Ibu.

Mata Minju berbinar begitu mendengarkannya, "Sungguh?"

"Iya sayang," balas Ibunya seraya mengangguk.

Minju bersemangat kembali, ia sangat tidak sabar untuk pergi ke Taman Bermain.

.

.

.

Akhirnya hari yang ditunggu telah tiba. Minju segera memakai baju yang telah disiapkan. Sebelum keluar kamar, Minju memastikan kembali penampilan serta barang-barangnya.

"Ok, semua sudah siap!" ucap Minju semangat.

Minju langsung ke Ruang Makan, namun Minju yang saat itu berumur 15 Tahun bisa merasakan sesuatu yang telah terjadi pada kedua orang tuanya. 

"Minju ... kenapa berdiri disitu? Sini, ayo makan dulu," ajak Ibu lembut.

"Mungkin itu cuma perasaan aku aja," pikir Minju.

Tanpa mempedulikannya lagi, Minju menuruti perintah Ibunya. Sarapan bersama pun berlangsung lebih damai dari biasanya.

Sesuai yang telah dijanjikan, mereka pergi ke Taman Bermain. Sekitar pukul 10 pagi mereka telah sampai. Minju tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Ia menarik Ibu dan Ayahnya untuk menaiki Wahan yang diinginkan. Minju sesekali melirik kedua orang tuanya yang sedang tertawa bersama, sekali lagi Minju merasakan kebahagian sekaligus beruntung dilahirkan menjadi anak mereka.

Tidak terasa hari sudah gelap. 

"Ibu, Ayah, gimana kalau kita makan malam dulu sebelum pulang ke rumah?" usul Minju penuh harap.

"Maafin Ayah ya, Nak ... untuk hari ini kita langsung pulang karena Ayah ada kerjaan," tolak Ayahnya.

"Ya udah deh, mau gimana lagi," balas Minju.

Sesampainya di Rumah, Minju berlari masuk ke Kamarnya. Minju tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya.

"Minimal mikirin perasaan anak!" ketus sang Ibu kepada Suaminya sebelum melangkah masuk.

Seolah omongan Istri hanya angin lalu, ia masuk kembali ke dalam mobil menuju Rumah keduanya.

Minju yang langsung terlelap begitu merebahkan diri di Kasur. Waktu sudah menunjukan pukul 2 pagi. Minju merasa lapar, ia pun langsung berjalan ke Dapur.

Samar-samar Minju mendengar pertengkaran orang tuanya. Minju perlahan-jalan jalan mendekati sumber suara tersebut. Minju berusaha menyembunyikan dirinya sembari mengupingnya. 

"SEJAK KAPAN DATANG KE RUMAH SELINGKUHAN MERUPAKAN PEKERJAAN?" bentak Ibu melempar bukti foto.

Ayah membelalakan matanya, "OH JADI SELAMA INI KAMU MEMATA-MATAI KAMI? LANCANG JUGA KAMU!" 

"HAH! LANCANG KAMU BILANG? DASAR NGGA TAHU TERIMA KASIH!"

"JUSTRU KARNA TAU TERIMA KASIH AKU NIKAHKAN KAMU!"

Sang Ibu yang mendengarnya tidak percaya, "kalau gitu selama ini kamu terpaksa menikahiku hanya karna perusahaan?"

"Ck, benar sekali ... karena sudah begini sekalian saja kau tau kalau yang kamu kira selingkuhan adalah kekasihku sebenarnya."

"Bukannya kamu ngga punya kekasih? Jika punya aku tidak akan menyetujui pernikahan ini," lirih sang Ibu menahan air mata.

"Ya kamu tidak salah, kami baru berpacaran sebulan lalu," ucap sang Ayah sembari membuka ponsel guna membalas pesan kekasihnya itu.

"Kita bercerai saja," ucap Ibunya membuat Minju tersentak.

"Ok," sang Ayah langsung menyetujuinya.

Jika mengingat kembali percakapan itu hati Minju kembali sakit. Faktanya kedua orang tuanya tidak mengetahui jika Minju mendengar pertengkaran mereka. Minju hanya bisa menahan rasa sakitnya seorang diri.

***

Sudah seminggu berlalu semenjak Soonyoung berbaikan dengan Sejeong.

"Sejeong, tolongin ..." rengek Soonyoung sambil menggoyangkan lengan Sejeong.

"Lepasin dulu tangan aku, gimana aku mau nolongin kamu kalau tangan aku dipegang terus," balas Sejeong.

"Hehehe ..." Soonyoung terkekeh begitu melepaskannya.

Sejeong mencoba melepaskan anting Soonyoung yang tersangkut di baju Eunwoo saat melewati Soonyoung.

"Sejeong, bisa cepet ngga? Jujur, gue kebelet," ucap Eunwoo.

"Sabar," kata Sejeong penuh penekanan.

"Heran ada aja kelakuannya," komentar Jun.

"Kamu juga sama aja ya!" timpal Yoojung.

"Salah kalian juga sih kenapa main ke kelas sini, biasanya juga main ke kelas Sejeong," sahut Seungkwan.

"Bosen," balas Wonwoo.

"Tumben banget Wonwoo nyautin," gumam Sohye.

Sedangkan Jihoon berada di Kelasnya, kali ini ia memilih untuk membaca buku sambil mendengarkan musik.

Tidak jauh dari sana ada Minju yang sedang memperhatikan. Minju kembali berpikir bagaimana caranya mendapatkan Soonyoung.

"Eh, itu Minju bukan?" ucap seorang murid perempuan.

"Iya," balas temannya.

"Kayanya dia ngincer lagi tuh."

"Serius? Gila banget, apa ngga kapok tuh anak?"

"Gue rasa disiram air ngga membuat dia sadar."

"Emang udah ngga beres otaknya."

"Gimana kalau kita kerjain? Pelakor kaya gitu harus ditindak!"

"Setuju banget!"

"Kira-kira siapa targetnya?"

"Soonyoung," sahut Yena tidak sengaja mendengar percakapan tersebut.

Murid tersebut menengok kesamping guna melihat siapa yang berbicara, "lo bukannya teman Yena? Ngga salah lo ngasih tau kita?"

"Justru karna gue temennya," balas Yena.

"Ohh ok! Gue ngga tau apa yang terjadi sama kalian berdua, tapi thanks!" ucapnya berlalu.

"Kali ini gue setuju dengan mereka, Minju harus mendapatkan ganjarannya," ucap Yena dalam hati.

Di waktu yang sama Sejeong berhasil melepaskan anting Soonyoung dan saat itu juga Eunwoo berlari ke Toilet.

"Kasian Eunwoo udah kebelet banget," kata Jun mengeluskan dada.

Yoojung mengabaikan Jun yang terlalu mendramatisir hal tersebut.

"Mulai besok ngga usah pakai anting lagi!" perintah Sejeong kesal.

"Siap sayangnya Soonyoung," ucap Soonyoung mengangguk.

***

-TBC-

Siapa tuh yang gibahin Minju?

Kalian masih menanti ceritanya, kan? hehehe😉




Lee Family 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang