Part 13

2K 258 15
                                    

4 Februari 2022

•••

"Hati-hati, Pak." Laila mengingatkan, Brendon sudah sampai setengah tangga, pria itu terus naik dengan hati-hati dan Laila memegangi tangga agar tetap pada posisinya. Terus pria itu ia perhatikan naik, hingga akhirnya bisa menghadap Veronica si kucing yang asyik duduk di atas atap sana. Syukur saja dia ada di atap yang agak di bawah, bukan paling tinggi.

Pria itu siap menggendong kucingnya, tetapi nyatanya Veronica menghindar. "Heh, Veronica!" pekik Brendon kesal. "Sini kamu, jangan manja!"

"Pak, kucingnya gak mau? Coba pancing pake makanan." Laila terus berusaha agar tangga tak bergerak.

"Oh iya bener." Brendon berusaha mengambil makanan kucing dari sakunya, tetapi saat siap diambil tiba-tiba ....

"Argh! Veronica!" pekik Brendon kesakitan, Laila langsung memeluk tangga agar tak jatuh karena pergerakan ngeri tadi, Brendon ternyata terkena terkaman Veronica yang tiba-tiba melompat ke wajahnya hingga membuat terkesiap. Andai pria itu tak bisa mempertahankan diri, akan menyakitkan jatuh ke tanah.

Brendon sekuat tenaga memegangi Veronica, kucing itu meronta tetapi syukurlah kekuatan Brendon cukup besar. Akhirnya, Brendon bisa turun dengan selamat dan Veronica ada di pelukannya.

"Hah ... dasar kucing nakal!" Brendon mendengkus sebal.

"Pak, wajah Bapak luka." Laila menemukan goresan pada pipi Brendon, pastilah terkena cakaran Veronica.

"Ugh, astaga ...." Brendon meringis memegang pipinya.

"Bapak gak papa?" Wajah Laila khawatir.

Brendon menggeleng pelan. "Gak, gak papa, hanya luka kecil. Laila, makasih banyak ya. Maaf nyusahin kamu." Brendon menghela napas lega akhirnya dia bisa menemukan kucingnya.

"Iya, Pak. Sama-sama." Dan Veronica tampak berusaha meronta lagi.

"Aduh, perlu cepet dikandangin anak ini. Laila, saya pergi dulu, ya."

"Iya, Pak. Hati-hati." Brendon buru-buru menuju rumahnya, pun mengurung Veronica di kandang, ia siap pergi tetapi isi perutnya meronta hari ini. Brendon tak sempat membuat sarapan sama sekali karena pencariannya pada Veronica.

"Dasar kamu, tetap di mobil!" Brendon menoleh ke Veronica yang mau tak mau pasrah diam di bangku belakang di dalam kandang, pria itu lalu keluar mobil dan menuju warung Laila, memesan nasi kuning.

"Lai, nasi bungkus aja ya, lauknya dua ayam sama telor."

Laila tersenyum. "Iya, siap, Pak." Mulai ia membuatkan itu untuk Brendon. "Pak, luka Bapak gak dibersihin?"

"Oh, ah iya ...." Brendon baru ingat wajahnya yang terluka. "Apa parah?"

"Pagi, Pak Brendon!" sapa ibu Laila yang baru saja keluar dari rumah. "Eh, muka Pak Brendon itu luka kenapa?"

"Dicakar kucingnya, Bu." Laila memberitahu.

"Ya udah, biar Ibu aja yang bikin pesenan Pak Brendon, kamu bikin kompresan deh, kasian Pak Brendonnya!" Ibu Laila menyuruh.

"Gak usah, Bu. Hanya luka kecil." Brendon menolak.

"Jangan gitu, Pak. Mau luka kecil atau besar, harus dibersihin biar enggak infeksi, nanti Bapak kenapa-kenapa. Laila, cepetan, Sayang. Sini Ibu buat." Ibunya mengambil alih pekerjaan Laila.

"Lauknya dua, Bu. Ayam sama telor." Laila memberitahu, dan mulai sigap mengambil kotak P3K di rumah.

Brendon ingin menolak tapi akhirnya pasrah, terlebih ucapan ibu Laila ada benarnya. "Makasih banyak, ya, Bu. Laila." Brendon tersenyum hangat.

DADDY KUCING [Brendon Series - M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang