Part 27

1.7K 277 45
                                    

19 Februari 2022

•••

"Bu, kalau bolunya udah jadi, langsung aja anter ke rumah ya, ada Papah di rumah jadi dia yang ngambilnya nanti," kata Brendon, ia rasa tak akan terjadi apa pun karena ayahnya dalam mode aneh saat ini, ia menyerahkan uang ke ibunda Laila.

"Siap, Nak." Keduanya berdiri dari duduk mereka.

"Kami makasih atas makanannya, ya, Bu." Brendon tersenyum hangat.

"Sama-sama, Nak. Pak, terima kasih juga." Ia berusaha sopan ke calon besan. Pria itu hanya mengangguk.

"Kami pergi dulu." Keduanya pun beranjak pergi, menuju rumahnya, tetapi ayah Brendon tampak masuk rumah dan Brendon beranjak menggunakan mobil ke kantor.

Ia memperhatikan keduanya jeli, sebelum akhirnya mengurus pesanan yang mulai berdatangan, termasuk babang ojek online. Tak lama setelah kepergian itu, Laila akhirnya keluar, ia tampak lega.

"Tinggal nunggu mateng," kata Laila.

"Nanti kamu anter ke rumah Brendon ya, ada Papahnya di rumah, jadi kamu sopan-sopan."

Mendengarnya, Laila mengangguk paham. "Oke, Bu siap!"

Setelah kue bolu matang, Laila menatap puas hasilnya, seperti biasa sangat memuaskan. Ia menghias kue itu sebaik mungkin juga, sebelum akhirnya mengemasnya dan siap mengantarnya ke rumah Brendon. Ada rasa gelisah dan takut, akan salah tingkah di hadapan ayah Brendon, tetapi akhirnya setelah menenangkan diri sebentar Laila segera menuju ke rumah tetangganya itu.

Berjalan hati-hati dengan kotak kue di tangan, kini Laila sampai di depan rumah Brendon, segera cewek itu mengetuk pintu.

"Permisi, Om ...." Sebenarnya agak aneh menyebutnya om, karena Brendon ia panggil pak, tetapi ia tak mungkin memanggilnya kakek juga.

Ya sudahlah, Laila pusing dengan panggilannya.

Tak lama, bunyi langkah kaki terdengar, tak ada suara manusia menyahut tetapi Laila tahu pasti itu ayah Brendon. Pintu terbuka dan memang tampaklah pria tua berbadan tegap itu di sana. Laila tersenyum simpul, pun menyerahkan kue itu padanya.

"Ini Om pesanannya, terima kasih sudah pesan."

"Hm." Hanya gumaman yang keluar, tetapi pria itu meneliti Laila dari atas ke bawah, Laila jadi tak nyaman dan merasa aneh.

Apa yang ada di kepala pria tua ini?

"Apa kamu dan anak saya ada hubungan?" tanyanya tiba-tiba.

Itu kalimat terpanjang yang pernah Laila dengar dari mulut pria ini, dan ternyata sekali ngomong panjang dia mengejutkan Laila bukan main. Kenapa bertanya demikian?! Memang ... sikapnya dengan Brendon seperti ada sesuatu?

"Te-tetangga?" Laila menjawab dengan nada konyol, ia tak sanggup menatap lama pria itu terlebih wajahnya datar dan tanpa ekspresi.

Makin salting Laila dibuatnya.

Apalagi pertanyaannya, aneh.

"Kalian terlihat saling suka, apa saya keliru?" Jantung Laila seketika berdebar, pria di hadapannya penuh teka-teki dan sekali bicara memang mengerikan. Apa Laila terlihat menyukai Brendon?! Ia tak tahu perasaannya, ia tak mengerti.

Astaga Laila tak tahu!

Lalu soal Brendon, apa benar dia suka pada Laila? Apa pria ini ... baru saja mengatakan ... astaga astaga astaga!

"Maaf, Om, saya tidak tahu." Laila bersuara dengan terbata, ada nada gemetar di sana.

Apa maksudnya menangakan hal ini? Melarang atau menerima atau maksud lain? Ayah Brendon pria yang membingungkan.

DADDY KUCING [Brendon Series - M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang