Happy Reading
💚Yeri pulang ke rumah nya, dan melihat Ibu nya sudah tertidur pulas di kamar nya. Yeri tidak ingin membangunkan nya, pasti Ibu nya sangat kelelahan.
Yeri memutar-mutar kan kepala nya, bermaksud untuk menghilangkan pegal yang ada di badan nya, namun tetap percuma, seluruh badan nya terasa sakit karena terlalu banyak bekerja.
Perut Yeri mulai berbunyi, dan Yeri merasakan sangat lapar. Yeri masuk ke dapur dan tidak melihat makanan apapun, bahkan tidak ada mie instan yang tersisa.
"Apa jangan-jangan Ibu juga belum makan?" Yeri membalikan badan nya dan keluar dari rumah. Ia harus mencari makanan malam ini atau ia akan sakit.
Yeri berjalan menuju ke toserba, ia ingin membeli mie instan untuk di makan bersama dengan Ibu nya. Yeri sudah siap untuk membuka pintu toserba tapi langkah nya mundur karena ia melihat para rentenir itu ada di depan Yeri.
Yeri membeku, kali ini kalimat apa lagi yang harus ia berikan. Yeri benar-benar tidak bisa menjawab.
"Wah... wah... wah... siapa ini? Apa dia anak tukang judi itu? Hahahaha."
Suara tertawa laki-laki berbadan besar itu sungguh menakutkan. Mereka semua menertawakan Yeri. Tidak ada yang bisa dilakukan Yeri selain diam.
"Hey! Kapan kau mau melunasi utang Ayah mu itu? Apa perlu kita bakar rumah mu hah?!" Kata salah satu rentenir itu.
Air mata Yeri sudah semakin menumpuk, semua nya berebut ingin keluar dari mata Yeri.
"Aku pasti akan membayar nya, tapi aku mohon, beri aku waktu. Sampai sekarang aku belum bisa membayar nya."
"Kau bilang kau belum bisa membayar nya, tapi apa yang kami lihat sekarang? Kau bahkan sanggup membeli makan. Hahahaha"
Yeri sakit hati mendengar perkataan itu. Apa mereka berharap Yeri mengumpulkan uang sampai tidak perlu makan. Apa mereka pikir Yeri bukan manusia. Mendengar perkataan itu membuat emosi Yeri meningkat.
"Apa kalian mau aku mati, supaya tidak perlu membayar utang Ayah ku?" Kata Yeri dengan suara keras.
"Apa kalian pikir, kalian bisa mendapatkan uang kalian kembali dengan cara seperti ini? Kalau kalian coba mengancam ku dan Ibu ku, kalian tidak akan mendapatkan sepersen pun uang itu!!!"
Yeri mengatakan itu dengan suara tegas sambil mengacungkan jari telunjuk nya. Sedetik kemudian Yeri sadar dengan apa yang ia lakukan dan mulai menyesali nya. Ia baru sadar bahwa dia sudah melakukan hal bodoh dengan membentak para rentenir itu. Wajah Yeri berubah menjadi gugup dan itu sangat terlihat.
Salah satu dari rentenir itu melangkah maju ke depan, membuat Yeri mundur beberapa langkah, ia mencoba memegang tangan Yeri, tapi Yeri menarik tangan nya. Penolakan yang tidak disukai oleh rentenir itu.
"Kau cukup hebat cantik." Kata rentenir itu sambil memegang dagu Yeri, membuat dagu Yeri naik menghadap rentenir itu.
"Kalau kami tidak bisa mendapatkan uang itu, kami akan mencari cara lain agar kami tidak rugi. Kami akan mengambil dirimu cantik." Dengan cepat rentenir itu memukul wajah Yeri dengan kuat sampai Yeri jatuh ke tanah.
Semua orang yang ada di sana tidak berani menolong, mereka hanya bisa melihat dan kasihan dengan Yeri. Kepala Yeri sedikit pusing, rentenir itu menarik Yeri kembali dan memukul Yeri untuk yang kedua kali, membuat Yeri jatuh ke tanah untuk yang kedua kali nya. Mata Yeri semakin berkunang-kunang. Yeri memegang kepala nya yang pusing tapi hal itu tidak di hiraukan oleh para rentenir itu.