25. Baik

38 7 0
                                        

Happy Reading
💚

Yeri membuka mata nya perlahan, pandangan nya masih buram, hingga ia dapat melihat dengan jelas atap ruangan yang berwana putih dengan satu lampu yang menerangi.

Yeri merasakan kepala nya sakit, ia mencoba mengangkat tangan nya untuk memegang kepala nya, namun tangan nya terasa berat.

Ia memalingkan pandangan nya ke arah tangan nya, dan melihat Johnny tertidur pulas, dengan kepala berada di kasur dan tangan nya yang menggemgam tangan Yeri.

Sudah jelas Johnny akan merasakan pegal di seluruh badan nya saat bangun nanti. Yeri mencoba untuk menginggat apa yang terjadi dengan nya hingga ia mengingat semua nya.

"Apa gadis kecil itu selamat?"

Ibu jari Yeri mengelus lembut tangan Johnny. "Johnny...bangun"

Mendengar suara Yeri membuat Johnny terbangun dari tidur nya dan melihat ke arah Yeri. Terlihat kelegaan di wajah Johnny.

"Bagaiamana perasaan mu? Apa ada yang sakit?" Tanya Johnny dengan sedikit mendekati wajah Yeri.

"Kepala ku sedikit sakit." Jawab Yeri dengan suara kecil.

"Aku panggilkan dokter dulu ya" Johnny keluar dari ruangan Yeri untuk memanggil dokter.

Tak lama kemudian pintu kamar Yeri terbuka, seorang dokter mencoba memeriksa keadaan Yeri, dan ia menyatakan bahwa kondisi Yeri sudah cukup baik sekarang.

Setelah selesai memeriksa Yeri, dokter itu keluar dari ruangan nya, dan Johnny menaikan tempat tidur Yeri, agar posisi Yeri tidak terlalu merebah.

"Minum dulu Yeri" kata Johnny sambil menyodorkan segelas air putih.

Yeri minum perlahan, mulut nya masih terasa aneh.  Johnny mengambil mangkuk yang berisi bubur yang sudah di letakan di meja samping tempat tidur Yeri.

"Makan dulu Yeri" kata Johnny sambil menyodorkan sesendok bubur

Yeri menahan tangan Johnny "Tidak John, aku tidak lapar"

"Sedikit saja, kau harus makan biar cepat sembuh"

Yeri melihat wajah Johnny yang lelah, pasti akan semakin membuat Johnny lelah jika ia tidak cepat pulih.

Yeri tersenyum dan menerima suapan Johnny.

"Pait"

"Liat aku biar rasanya menjadi manis" kata Johnny bercanda.

Yeri tersenyum sambil masih mengunyah makanan nya. Ia mengelus wajah Johnny, sebagai tanda terimakasih.

"Oh ya John, bagaimana gadis kecil itu? Apa dia baik-baik saja?"

"Dia baik-baik saja"

"Jangan marah pada nya John, dia masih kecil"

Johnny tertawa kecil mendengar perkataan Yeri

"Iya sayang" kata Johnny

"Maaf merepotkan mu Johnny. Kau juga tidak bekerja hari ini, bahkan kau belum berganti pakaian" kata Yeri sambil melihat penampilan Johnny

"Aku tidak merasa terepotkan Yeri. Kau tidak perlu memikirkan apapun, yang terpenting sekarang kau harus cepat sembuh"

Yeri menganggukan kepala nya sambil masih mengunyah.

"Sudah John"

"Tapi ini masih banyak Yeri" kata Johnny sambil memperlihatkan isi mangkuk nya

"Aku kenyang" kata Yeri dengan lemas

Johnny mencoba mengerti, ia mengambil kembali gelas berisi air dan menyuruh Yeri untuk meminum nya.

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu terdengar membuat Yeri dan Johnny melihat ke arah pintu.

Seorang wanita paruh baya dan gadis kecil berdiri di depan pintu, dan Yeri tau siapa mereka. Kedua nya menundukan badan tanda memberi salam kepada Johnny dan Yeri.

"Masuklah Ibu" ajak Johnny.

Ibu gadis itu menutup pintu, dan mengandeng tangan anak nya untuk mendekat pada Yeri.

"Maafkan saya, anda menjadi seperti ini karena saya. Saya akan bertanggung jawab, saya akan bayar biaya rumah sakit, dan membantu menjaga anda sampai anda pulih."

Yeri melihat ke arah gadis kecil itu, melihat wajah polos nya yang cantik, lalu kembali melihat wanita paruh baya itu.

"Tidak apa-apa Ibu, saya sudah maafkan"

"Ibu juga tidak perlu repot-repot menjaga saya, pasti pekerjaan Ibu sudah banyak, apalagi Ibu harus merawat putri kecil Ibu" Kata Yeri sambil melihat gadis itu.

"Boleh ku tau siapa namamu?" Tanya Yeri sambil melihat gadis kecil itu

"Lee Han Seo kakak." Kata gadis kecil itu dengan suara khas anak kecil.

"Kau sangat cantik" kata Yeri sambil mengelus pelan rambut Han Seo.

Johnny memang tidak salah milih kekasih. Yeri merupakan perempuan baik yang dikirimkan Tuhan untuk nya. Hati nya begitu baik, itulah alasan Johnny menyukai nya.

🐱

Taeyoung, Jaehyun, Lucas, Mark, Haechan dan Joy kini berada di ruangan inap Yeri. Mereka membawa banyak sekali makanan dan bunga untuk Yeri.

Melinat apa yang mereka bawa membuat Yeri membulatkan mata nya.

"Kenapa kalian membawa makanan banyak sekali?" Kata Johnny

"Biar Yeri banyak makan dan cepat sembuh lah hyung" jawab Mark

"Tapi...aku belum boleh makan makanan dari luar rumah sakit" kata Yeri sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal

Bisa di lihat wajah Haechan dan Mark yang penuh dengan kekecewaan.

"Makanya jangan sok tau" kata Taeyoung sambil memukul pelan kepala Haechan dan Mark.

"Pasti nanti aku makan jika sudah sembuh. Terimakasih banyak Mark dan Haechan" kata Yeri mencoba menghilangkan kekecewaan mereka.

Haechan dan Mark menampakan senyum terbaik mereka. Johnny hanya menggelengkan kepala nya, tanda tidak mengerti dengan teman yang sudah ia anggap saudara sendiri itu.

Setelah beberapa menit mengobrol bersama, mereka memutuskan untuk bermain bersama di ruangan inap Yeri. Sempat-sempat nya Haechan membawa jenga. Ia memang berniat untuk bermain saat menjenguk Yeri

"Hey...hey...ini rumah sakit bukan taman bermain" kata Johnny pada teman-teman nya yang tentu saja tidak di pedulikan oleh mereka.

Yeri tersenyum melihat Johnny, ia memegang tangan Johnny membuat Johnny memalingkan wajah nya melihat Yeri.

"Biarkan saja John, mereka ingin bermain bersama"

Johnny menghembuskan nafas nya, kalau bukan karena Yeri sudah ia usir teman-teman nya itu. Joy juga ikut bermain  dengan mereka. Yeri merasa senang teman terbaik nya juga mendapatkan teman baru.

Johnny kembali melihat Yeri "Bagaimana dengan mu? Apa kau bisa istirahat di suasana berisik seperti ini?"

"Aku tidak cape John, aku ingin jalan-jalan ke taman. Biarkan mereka main bersama" kata Yeri sambil memegang tangan Johnny.

"Baiklah, aku akan ambilkan kursi roda" kata Johnny sambil keluar dari ruangan.

To Be Continued
💚

JOHNNY'S CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang