Happy Reading
💚Johnny membuka pintu markas pengawal di rumah Doyoung. Karena mendengar suara pintu terbuka, Mark langsung datang menghampiri Johnny.
"Hyung!!! Kau dari mana saja? Tadi bos mencari mu, tapi aku bilang kau sedang melakukan sesuatu."
"Maaf aku terlambat, terimakasih telah membantu ku Mark" kata Johnny sambil menepuk pundak Mark.
Mark adalah teman yang sudah Johnny anggap seperti adik sendiri. Mereka saling membantu satu sama lain, ini yang membuat Johnny sangat percaya pada Mark.
Johnny duduk di meja kerja nya dan menyenderkan badan nya di kursi kerja nya, diikuti Mark yang duduk di depan meja kerja Johnny.
"Hyung"
"Hmm" jawab Johnny sambil menutup mata
"Seperti nya Yuta Hyung benar-benar berniat untuk mengambil posisi mu sebagai pemimpin"
Johnny membuka mata nya, dan beralih menatap Mark.
"Dia sudah mengajukan permintaan pribadi pada bos Doyoung untuk mengantikan mu. Dia bilang, dia lebih mampu membunuh Kai daripada Hyung"
Johnny kembali menutup mata nya. "Biarkan saja Mark, aku tidak peduli dengan itu."
"Hyung benar-benar tidak masalah jika Yuta Hyung yang berhasil? Dia bisa mengeser mu Hyung? Dan dia yang akan memimpin semua pengawal di sini, gaji mu juga akan turun Hyung."
Johnny tidak mengubris perkataan Mark. Johnny tidak peduli dengan jabatan atau uang, hal itu tidak penting lagi bagi Johnny. Hal yang lebih penting adalah Johnny bisa cepat-cepat menyelesaikan kontrak kerja nya dengan Doyoung.
Terdengar suara pintu terbuka, menampakan Doyoung dan Yuta yang masuk ke ruangan. Mark dan Johnny langsung berdiri dan membungkukan badan memberi salam.
"Ada yang ingin aku bicarakan pada mu Johnny" kata Doyoung. Johnny menegakan kembali badan nya, dan menatap Doyoung
"Aku memberi kesempatan pada Yuta, untuk melihatkan rencana nya dalam misi membunuh Kai. Aku memberi nya janji, jika dia yang berhasil, maka dia yang akan memimpin di kemudian hari mengantikan mu"
Johnny tidak mengubah ekspresi nya sama sekali, masih terlihat tenang, tidak memberi respon.
"Kalau kau masih ingin menjadi pemimpin, kau yang harus berhasil membunuh Kai dengan strategi mu. Jika tidak, ucapkan selamat tinggal dengan meja kerja mu itu"
Doyoung meninggalkan ruangan tersebut, tersisa Mark, Yuta dan Johnny. Mark sudah merasakan hawa tidak enak di ruangan itu. Yuta melangkah kedepan Johnny.
"Sudah dengar bukan?" Kata Yuta sambil merapikan jas Johnny. "Kau tidak perlu mengotori tangan mu dengan pekerjaan berat ini. Biar aku saja."
Johnny tersenyum licik, tatapan mata Johnny tidak lepas dari mata Yuta. "Kau pasti harus berusaha keras Yuta, mengingat kemampuan mu tidak sebanding dengan tugas mu."
Terlihat jelas di mata Yuta bahwa dia tidak terima dengan apa yang dikatakan Johnny. Mereka berdua sama-sama tidak takut satu dengan yang lain nya. Johnny maju selangkah, membuat wajah Yuta dan Johnny makin dekat.
"Gunakan kemampuan mu dengan maksimal Yuta, kau tau ini tidak mudah bukan?" Kata Johnny
"Jangan sia-sia kan kesempatan yang ada. Semoga berhasil" Johnny menjauhkan kembali wajah nya dari Yuta dan pergi meninggalkan ruangan, menyisakan Mark dan Yuta.
Emosi Yuta meningkat dan ia menendang salah satu kursi di ruangan itu.
"Mati kau Johnny Suh!"
🐱
Entah apa yang di pikirkan Johnny, pikiran nya menyuruh nya untuk mengantar Yeri pulang ke rumah. Akibat kejadian tadi, mood Johnny jadi tidak baik. Tapi, hal ini tidak pernah terjadi, sejak kapan Johnny menjadi mudah terbawa hati? Selama ini belum ada orang yang mampu Johnny percaya untuk berbagi cerita.
Atau mungkin hati Johnny sedang memberi sinyal bahwa Johnny telah menemukan orang itu? Johnny menunggu di depan toserba, ia tidak tau pasti jam pulang Yeri, tapi ia masih melihat gadis itu di dalam toserba.
Johnny mengetukan jari nya di setir mobil nya, berharap waktu berjalan cepat dan bisa bertemu Yeri. Namun karena Johnny merasa bosan, Johnny mengambil buku yang ia simpan di laci mobil nya.
Saat Johnny membuka buku itu, ia melihat Yeri keluar dari toserba. Yeri melihat mobil Johnny, dan ia tau bahwa Johnny ada di dalam mobil.
Entah apa yang merasuki Johnny, karena Johnny tau bahwa Yeri melihat nya, spontan Johnny mengangkat buku nya untuk menutupi wajah nya.
Johnny mengumpat dalam hati, apa dia malu sekarang? Hal ini tidak pernah terjadi di hidup Johnny. Yeri tertawa melihat tingkah Johnny.
"Apa yang dia lakukan di sana?" Kata Yeri sambil berjalan menuju mobil Johnny. Yeri mengetuk jendela Johnny dua kali, dan bisa di liat ekspresi Johnny seperti orang ketahuan mencuri. Johnny membuka kaca jendela nya, tapi tetap tidak melihat Yeri.
"Halo Johnny-ssi" sapa Yeri
Tidak ada respon dari Johnny. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Cukup lama menunggu jawaban Johnny, hingga akhirnya Johnny menjawab "aku akan mengantarkan mu pulang."
Yeri membulatkan mata nya, ada apa dengan pria ini? Apa dia sedang kurang kerjaan? "Apa tidak merepotkan mu, aku masih bisa naik..."
"Tidak! Tidak sama sekali." Jawab Johnny tanpa melihat Yeri. Senyuman kecil muncul di bibir Yeri, Johnny Suh orang yang mengemaskan.
"Baiklah, terimakasih sebelum nya. Aku masuk mobil mu ya?"
"Hmm" jawab Johnny, masih tidak berani menatap Yeri.
Johnny belum bisa memastikan ini, tapi Johnny tidak penah merasakan lagi detak jantung nya secepat ini selain mengetahui Ibu nya mati.
Yeri sudah masuk ke dalam mobil, dan Johnny mengendari mobil nya menuju rumah Yeri.
🐱
Mereka sudah sampai di depan rumah Yeri, Johnny melihat area depan rumah Yeri mencoba untuk menghafalkan letak nya.
"Terimakasih Johnny-ssi atas tumpangan nya. Maaf kalau aku merepotkan mu."
"Tidak masalah." Jawab Johnny sambil tersenyum.
"Hmm... apa kau mau masuk rumah ku? Tapi maaf rumah ku tidak besar dan nyaman. Akan aku buatkan makan malam untuk mu. Aku yakin kau belum makan."
"Apa tidak merepotkan mu?" Tanya Johnny.
"Tentu saja tidak, ayo masuk ke rumah." Yeri membuka pintu mobil nya terlebih dahulu. Awalnya Johnny tidak yakin, namun ia meyakinkan diri nya dan mengikuti Yeri masuk ke rumah nya.
To Be Continued
💚