Seharusnya sedari awal sadar itu aku genggam agar tidak melompat keluar pagar. Agak repot juga setelah kekacauan yang di dapat dari rasa percaya diri ini keterlaluan. Dasar.
Kerjaannya hanya merajuk seharian dan meminta untuk diberi makan perhatian, tidak tau diri sekali. Harusnya beranjak pergi dan gulung semua tikar rasa itu. Dia tidak butuh, sadarlah.
Unjuk tangan setinggi langit pun percuma, tidak akan pernah terlihat. Ujung matanya menolak atas kehadiran yang lain. Sudah, pergi saja.
Tak perlu menaburkan benih setia pada pengorbanan yang jomblang, buang saja. Kalaupun tumbuh, itu tak akan pernah merubah apapun. Sebab dia bilang, bahwa ketidaksempurnaan miliknya sudah menghancurkan kesetiaanmu. Omong kosong.
Lucu sekali mendengar beragam motif penolakan halus yang di kumandangkan pada si cinta yang dungu. Sia-sia.
Alih-alih membaik, keadaan malah terbalik. Sudah benahi saja. Mengulur waktu berapa lama lagi untuk menunggu scene baik yang akan di perankan? Tidak akan pernah ada.
Ambil ransel dan berkemaslah. Segeralah pulang dan merebah kembali.
Berhati-hatilah untuk kedepannya. Tidak semua pintu rumah dapat menerima dengan senyuman baik yang nyata. Manipulasi.
![](https://img.wattpad.com/cover/187757501-288-k911317.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Senja Kita [Sebagian Puisi Dibukukan]
RandomSekumpulan puisi, sajak dan quote. Untuk yang patah hati recommend banget deh 😂 Jika ada kesamaan rasa di dalam, oke kita senasib 😅 Ciee... ciee... 😂😂😂 Note : Sebagian dari puisi ini sudah dibukukan, gaes. Tapi, versi di wattpad dan dibuku sud...