Untuk Si Paling Pemilih

7 0 0
                                    

Kamu sibuk memupuk setiap celah retak yang membangkang terhadap hatinya, sedangkan dia bahkan tidak pernah peduli dengan tangan ringkih yang di penuhi darah juga sayatan hati punyamu. Tapi kamu tetap bersikeras untuk melanjutkan kesetiaan yang sia-sia, apa kamu masih sehat?

Bahkan kamu sudah tidak pandai lagi untuk menyaring mana yang baik untuk hatimu dan mana yang merusak akalmu, nahas.

Jauh-jauh hari bukankah dia sudah menunjukkan kurang minatnya pada perlakuan ikhlas mu? Seharusnya pergi dan biarkan si keras hati itu melunak dalam lukanya sendiri, kamu tidak usah bersusah payah menolongnya bangkit karena dia tidak menginginkan obat serupa kamu. Dia pemilih. Ikhlas dan tulus saja tidak cukup untuk melebur luka keras yang ada di hatinya. Dia tidak menginginkanmu.

Segera berkemas, kamu harus pergi dengan ikhlas. Seperti diawal pertempuran yang kamu jajaki, kamu berani, tabah, dan berlapang hati, jika kamu tulus sepenuhnya maka sehat yang akan kamu dapatkan setelahnya. Biarkan saja dia mati di ladangnya sendiri, kamu tidak ada urusan apapun lagi mulai saat ini.

_Sudutkamar, 27 Feb 23

Tentang Senja Kita [Sebagian Puisi Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang