"Besok hari sabtu, kita ada rapat perumusan untuk MPLS ya. "
Beberapa jamuan dan petuah pembina osis seolah masuk telinga kanan lalu kembali keluar, tidak masuk sama sekali.
Terik panas yang membuat fokus semakin menipis. Rasa kantuk mulai menyerang dengan terornya yang bernama, menguap.
Satu, dua, tiga sampai sepuluh orang di ruangan itu mulai menguap. Aku berada di bangku paling pojok belakang mendengarkan dengan keterpaksaan.
Aku tidak mengerti kenapa aku bisa di cyduk ke ruang rapat ini. Jika di pikirkan, aku bukan anggota osis sama sekali. Aku hanya siswa biasa yang tidak mau banyak gaya.
Dengan berat hati aku menurut saja. Pada akhirnya aku terdampar di dalam kegelisahan ini, fantastis.
Tangan ku menulis beberapa catatan di notebook milik sekretaris osis. Gila memang, ini sudah tidak masuk akal. Kenapa juga aku harus menuliskan rincian rapat ini? Ah, hari ini menyebalkan. Harusnya aku sudah pulang dari tadi, mungkin sekarang aku sudah berkutat dengan puisi-puisi ku di kamar.
"Baiklah, rapat ini selesai. Terimakasih untuk yang sudah hadir dan di mohon kerja samanya. "
Semua anggota membubarkan diri. Aku masih duduk dan menyerahkan catatan hasil rapat tadi. Masa bodoh dengan tulisan ceker ayam ku.
Aku berjalan menuju kantin untuk sekedar bersantai tanpa jajan. Aku mengeluarkan buku favorit ku. Rasanya mood ku kembali membaik setelah mencurahkan semua rasa ke dalamnya.
"Sedang apa? "
Seperti ada kilatan petir yang menyambar mata ku, silau. Dengan sigap aku memasukan buku ke dalam tas lalu tersenyum kaku. Bukan sekali ini saja dia berlaku sedemikian rupa, jika di ingat sedari awal aku masuk sekolah pun, dia sering mengejutkan seperti ini.
"Ah, tidak ada."
"Mau minum? "
"Tidak, terimakasih. "
"Kenapa belum pulang? "
"Ah, aku baru akan pulang. "
"Begitu, hati-hati. "
Usapan lembut jatuh di atas kepala ku, senyuman manis bertengger di bingkai wajahnya yang cerah. Tuhan, apa aku sedang bermimpi?
Senja, kenapa setega ini kamu membuat aku naik turun perasaan?Ini tidak adil, tapi aku menyukainya.
Memang benar, aku bukanlah satu-satunya perempuan yang dia kenal. Aku bukan satu-satunya yang mengagumi dia, tapi bisa saja aku satu-satunya perempuan yang selalu menuliskan semua tentangnya dalam buku harian kumal ku.
-findme-
![](https://img.wattpad.com/cover/187757501-288-k911317.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Senja Kita [Sebagian Puisi Dibukukan]
RandomSekumpulan puisi, sajak dan quote. Untuk yang patah hati recommend banget deh 😂 Jika ada kesamaan rasa di dalam, oke kita senasib 😅 Ciee... ciee... 😂😂😂 Note : Sebagian dari puisi ini sudah dibukukan, gaes. Tapi, versi di wattpad dan dibuku sud...