Pengisi Hari

21 3 0
                                    

Malam semakin beranjak menuju pagi
Kala itu aku masih terjaga
Memandang jam yang tak mau berhenti
Memutarkan waktu tanpa rasa

Aku kembali mengupat di balik selimut
Menyembunyikan jutaan rasa yang tak mau di sapa
Jantung ku terlalu cepat berdenyut
Memikirkan hari esok yang segera tiba

Ayam berkokok saling bersautan
Cicit burung terdengar riang
Dan aku masih terbaring di ranjang
Tak ada niatan untuk beranjak dari kamar

Selanjutkan ketukan pintu kamar
Dan teriakan halus yang aku dengar
"Sayang, sudah pagi ayo bangun"
Dia ibu ku yang teramat aku sayang

Berat hati untuk berpisah dengan kenyamanan
Ku sibak selimut kasar
Berdiri menghampiri jendela
Ku hirup udara pagi dalam-dalam

Tunggu, rasa ini aku kenal
Dengan seulas senyuman aku berlari
Menuruni beberapa anak tangga
Rasa lelah karena terjaga kini hilang

Seragam kebanggaan ku sudah melekat rapi
Aku duduk di kursi paling tepi
Menyesap aroma susu kesukaan
"Selamat pagi, ayo sarapan"

Tak banyak menu yang ibu sajikan
Tapi selalu senang rasanya bisa sarapan bersama
Menikmati satu atau dua petuah ayah
Di barengi tawa riang dari abang

Jam kembali mengingatkan ku
Dengan sigap aku memperpendek waktu
"Bu, aku pergi dulu"
Usapan lembut mengiringi keberangkatan ku

Jalanan di kota nampak padat
Segalanya riuh dan ramai
Bagi ku ini sangat menyebalkan
"Introvert seperti ku sangat Malang"

Gerbang sekolah terbuka lebar
Jajaran orang terlihat di kiri kanannya
Aku sedikit ragu untuk melewatinya
Karena osis di sini selalu bertanya banyak hal

Satu dua pertanyaan ku lewati
Tangga penghubung ke kelas menanti
Aku berjalan terseok-seok menunduk
Saat kepala ku membentur sesuatu

Tunggu, aku kenal Wangi ini
Kepala ku angkat untuk memastikan
"S-selamat pagi, kak"
Mati berdiri aku tertahan

Dasar aku si ceroboh yang tak tau malu
Setelah sapaan aku berlari kencang
Menghindari beberapa pasang mata jelalatan
Lihat saja istirahat pasti gosipnya menyebar

Ah, dia dan kenapa selalu dia
Rasanya hari ku habis termakan tentangnya
Tak pernah ada jeda seharipun
Dan semakin lama semakin aku jatuh cinta

Senja, bagaimana mungkin aku lupa
Setiap untaian kata
Setiap jejak langkah yang tercipta
Kamu selalu mengisi hati dengan penuh rasa

-findme-

Tentang Senja Kita [Sebagian Puisi Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang