Saya Sudah Mati

7 0 0
                                    

Saya sudah mati sedari awal. Saya sudah mati. Kaki sudah enggan berpijak pada jalanan terjal yang kerap kali di jajaki sampai berdarah-darah, tapi apa? Pada akhirnya tetap terjerembab pula ke dalam parit terdalam ego milikmu. Tangan sudah tidak mau menggapai pada harapan dan do'a-do'a bijaksana perihal cinta, sebab apa? Sudah terlalu banyak goresan dan sayatan penolakan yang saya terima. Saya mati.

Termenung sejenak untuk merasakan denyut yang samar, rupanya saya sekarat. Denyut haru dan bahagia itu tidak lagi hidup, terlalu jauh hitungan degupnya. Hati ini sudah hampir mati nampaknya, sebab apa? Sebab tidak ada lagi usaha yang bisa di banggakan, tidak ada lagi semoga yang di benamkan. Kamu mengikisnya sampai habis di dalam genggaman hampa yang tidak pernah kamu beri nyawa selama perjalanan. Saya mati.

Setiap harinya hanya derai yang menjadi tirai diantara kelopak bulat. Sorot kelam yang saya pancarkan nyatanya sudah mati. Tidak ada lagi gairah yang nampak, sebab apa? Sebab sudah saya tutup penglihatan untuk kamu yang juga terpejam sedari awal. Selesai. Saya sudah mati.

_Catatan punai, 6 Mar 23

Tentang Senja Kita [Sebagian Puisi Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang