Kayaknya, apa yang terjadi hari ini patut dicatat dalam sejarah MURI. Sebab untuk yang pertama kalinya, Raki—dengan agak keberatan tapi nggak punya pilihan lain—mengantar sendiri adiknya ke rumah Jeviar.
Hari ini weekend, tapi Raki punya sejumlah urusan yang nggak bisa ditinggal sebab kemarin-kemarin, dia terus mengundur jadwal kegiatan bazar tersebut dan mentoklah hari ini. Biasanya Raki nggak bakal kepikiran banget buat ninggalin Kirana sendiri di rumah, cuma gara-gara kejadian lalu, dia jadi rada khawatir sendiri membayangkan adiknya tanpa pengawasan.
Orang tua mereka jauh direntang ratusan kilometer jarak. Mau nitip Kirana ke tetangga, tapi tetangga mereka yang paling akrab sama mereka juga pada punya aktivitas di luar rumah. Tante Windy sama Om Cahyo mesti bekerja. Ree sendiri ada jadwal mengantar ceweknya ke Bandara yang mana bikin Raki nggak sampai hati ngerecokin itu cowok sebab kayaknya, Ree lagi agak gloomy soalnya mau LDR.
Di tengah-tengah keputusaasan, datanglah nama Jeviar yang membuat Raki berasa jadi buah simalakama.
Tawaran buat drop adiknya di rumah Jeviar bakal langsung Raki setujui seandainya itu cowok nggak belangsak-belangsak amat. Cuma tahu sendiri, membiarkan Kirana satu ruangan sama Jeviar sama aja kayak ngejorokkin anak ayam nggak berdosa ke dalam rawa-rawa penuh buaya.
Tapi, apa akal Jeviar bakal menyerah gitu aja dengan tolakan tanpa pikir panjang yth. calon kakak ipar di masa depan? Oh, jelas enggaklah, ya.
Berhubung support system terbesar seorang Jeviar lagi ada di rumah, dia meminta bantuan Mama buat menghubungi Raki yang mana dilakukan dengan sukacita oleh perempuan itu. Begitulah ceritanya kenapa Kirana bisa berakhir di ruang keluarga rumahnya Jeviar.
Tante Rose lagi permisi beres-beres kamar, jadilah mereka berdua ditinggal berduaan di sana. Mereka duduk di lantai berlapis karpet, sama-sama bersandar ke kaki sofa. Jeviar sibuk ngerjain soal-soal buat UTBK, sementara Kirana baca komik yang dipinjami Jeviar biar dia nggak gabut-gabut amat.
"Ki."
"Iya?"
"Natal nanti lo ada waktu luang?"
Kirana berpikir sejenak. "Nggak tahu, tapi kayaknya ada, deh."
"Oh, ya? Jam berapa?"
"Jam satu sampai lima pagi."
Jeviar mendengus. "Ye, itu, sih, waktu buat lo tidur."
Kirana nyengir. "Emang kenapa nanya gitu?"
"Nggak." Jeviar menggeleng. "Siapa tau gue kebagian slot waktu special lo. Tapi, yah, nggak dapat juga nggak apa-apa, sih." Kan, nanti gue dapatnya the rest of your life, lanjut Jeviar dalam hati.
"Natal nanti aku full day sama Abang. Udah bikin to do list hehe."
"To do list?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Impression ✔
FanfictionKetika kisah cinta seorang Jeviar, si kupu-kupu sekolah, jadi sedramatis sinetron hidayah gara-gara naksir adik kelas yang nilai kepekaannya sejeblok harga salak yang dijual kemudaan di pinggir jalan. landnana, 2021 [book one, completed] [book two...