Aku berdiri di depan meja kerja Profesor Egatha setelah mendengar ribuan kata penjelasannya. Sesuai dugaan, penyerangan tiba-tiba itu disengaja oleh seseorang. Semua pertanyaan ku terjawab, Evola, dia biang semua ini.
Profesor menjelaskan, "Kemungkinan, ini terjadi karena ulah ras pemimpin Demon. Evola. Sudah sejak lama dia mengincar 'Arbor Sacra' untuk menghancurkan keseimbangan antar ras."
Arbor Sacra—Pohon Suci—yang memiliki kekuatan untuk menciptakan keseimbangan antar ras benua ini, kekuatannya yang lain adalah mengabulkan permintaan, dan itu hanya terjadi satu tahun sekali.
"Bagaimana sebuah pohon bisa menyatukan antar ras seperti saat ini?" Tanyaku tiba-tiba. Itu hanya sebuah pohon besar kan.
Profesor Egatha menatapku dengan senyuman tipis, "Legendanya, dahulu pohon itu berdiri sebagai persatuan keempat ras. Tidak penting memang, tetapi, mendengar legenda itu semua ras bisa hidup berdampingan meski masih terdapat batasnya."
"Tanah yang dibawa oleh ras Manusia, menopang pohon dari bibit sampai sekarang. Bibit tanaman ditumbuhkan oleh para ras Elf menjadi rindang. Legendanya pula, ras Naga yang sudah punah melindungi pohon itu. Sampai akhirnya, ras Demon memberikan kutukan bahwa, sang pohon harus mengabulkan permintaan orang-orang."
'Lebih singkat dari dugaan.' batinku. Profesor tiba-tiba berdiri, menatap lurus luar jendela dengan ekspresi lebih serius.
"Masih terdapat banyak kejanggalan. Kekaisaran Liegorald, mewakili dua ras, Naga dan Manusia. Kerajaan Demonic, mewakili ras Demon. Kerajaan Reaffles, mewakili ras Elf. Mereka memiliki sejarahnya dalam bentuk dokumen atau prasasti, bukti nyata, namun tidak dengan Vermilion."
Aku menatap datar Profesor yang membelakangi ku. Seketika semua rasa kesal ku tertuju pada legenda itu. Dalam novel, penjelasan singkat juga dikatakan, karena tidak adanya perwakilan atau pelindung yang berasal dari Vermilion, kerajaan itu diabaikan dan tidak dianggap sebagai kerajaan.
Karena Liegorald memiliki dua perwakilan ras, mereka diangkat menjadi kekaisaran sampai sekarang. Sangat tidak adil, lantas bagaimana bisa Vermilion menjadi kerajaan?
"Putri Aristella Julius."
Profesor memanggil, membuatku mendongak menatapnya dan menyingkirkan semua pikiranku. Dia tersenyum seperti biasa, namun terkesan lain hal.
"Aku memiliki sebuah permintaan."
***
Aku meregangkan badan di tengah lorong ruangan kepala akademi yang terkesan suram karena sepi dan gelap meski masih siang hari. Berjalan di sini terasa dingin tanpa alat penghangat. Sembari memikirkan sedikit hal yang dibicarakan Profesor sebelumnya.
Daripada untuk melindungi atau melawan, Profesor Egatha memintaku untuk merebut.
"Evola pasti akan kembali melakukan kekacauan sebelum dia berhasil masuk kesini. Aku minta, kau yang harus menjadi orang terpilih dan membuat permintaan pada Arbor Sacra."
Profesor pasti berpikir, lebih baik jika orang lain yang mendapatkan berkah permintaan itu daripada dimiliki Evola. Bicara mungkin mudah, namun lawanku di depan tidak main-main.
"Ah, Yang Mulia!"
'Baru juga disinggung, dia muncul.' aku menghela napas berat seraya langkahku terhenti, menatap datar orang yang baru saja berteriak. Ya. Riana, siapa lagi.
Trik yang biasa digunakan, dia berlari ke arahku dengan merentangkan kedua tangannya. Saat melompat kecil, aku melebarkan kaki dan bergeser. Seakan Riana memeluk udara, dia terjatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unstella : Antagonist Talent [END]
FantasyHal yang membuatmu ragu dalam melangkah, adalah dirimu sendiri. *** Aku mengalami kecelakaan disaat-saat terbaik. Menjadi seorang chef terkenal dan menghasilkan banyak uang dengan sampingan menjadi seorang penulis handal adalah impianku. Namun, semu...