CHAPTER XLX

20.1K 3.2K 46
                                    

Seorang pria dengan luka di sekujur tubuhnya terduduk di sebuah podium kematian. Di tengah kerumunan orang-orang yang pernah dia pimpin sebelumnya. Orang-orang itu menatap kebingungan, siapa pria yang ada di sana? Dia berhadapan dengan ketiga pemimpin kerajaan.

"Angkat kepalamu."

Suara dingin merasuk pada indra orang-orang. Saat pria itu mendongakkan kepalanya, kini semua orang terbelalak terkejut.

"Yang Mulia kaisar?"

"Mengapa beliau ada di sana?"

"Apa yang terjadi? Ini pengkhianatan!"

Orang-orang bersorak membuat kericuhan. Satu dua diantara melempar batu ke arah Raja Vermilion. Batu yang terhempas ke arahnya terbelah menjadi dua saat pedang Rian, ajudannya di waktu yang tepat menebas batu itu.

"Penyerangan terhadap anggota kerajaan akan dianggap sebagai pemberontak!" Rian berseru, mengalahkan suara orang-orang yang berkobar akan amarah.

Beberapa ksatria berjajar untuk melindungi ketiga Raja. Raja Reaffles sudah memasang wajah mengkerut dengan tanda perempatan silang di pelipisnya. Tanpa sadar, Raja Demonic sudah mulai menarik pedangnya, tapi tertahan oleh tangan Raja Reaffles.

"Tahan sebentar lagi." Meski dia bicara demikian, dalam hatinya sudah mengumpat mati-matian. Bagaimana kaisar bajingan itu mempengaruhi rakyatnya sampai seperti ini? Perlakuan apa yang dia berikan?

"Ini pasti karena ulah iblis itu! Vermilion seharusnya hancur! Dasar hina!"

Wajah Rian memerah padam tidak terima, langkahnya terhenti saat Raja Vermilion menggenggam pundaknya. Tatapan dingin Raja Vermilion mampu membuat Rian mengerti hal itu, mau tidak mau, dia harus menahan amarahnya untuk saat ini.

"Kalian bertanya apa masalahnya? Tanyakan saja pada bajingan itu."

Raja Vermilion pada akhirnya angkat bicara. Tatapannya dingin menatap orang-orang, membuat mereka bungkam bergidik dengan aura mengerikan darinya.

Saat semua mata mengarah pada kaisar, tubuhnya gemetar hebat. Seketika, dua bersujud sampai dahinya membentur lantai podium.

"T-tolong ... ampuni aku! Biarkan aku hidup! Aku mohon ...." Suaranya bergetar ketakutan.

Tatapan dingin Raja Vermilion, ditambah dengan dua rekannya yang ada di belakang, seakan menjawab balasan permohonan itu. Raja Demonic menendang pundak kaisar sampai dia tersungkur ke lantai podium.

"Katakan semuanya, di depan mereka." Titahnya.

"A-aku ... aku salah!" Kaisar tanpa tahu diri kembali bersujud, "Aku mengirim separuh pasukan ku untuk menyerang tiga kerajaan, aku mengubah semua alur festival Starlight, aku ... aku juga memalsukan prasasti kuno ras Dragon dari Vermilion!"

Kaisar seketika meraung kesakitan. Bilah pedang baru saja teranyun, menebas lengannya. Kaisar tersungkur, darah perlahan menggenangi lantai podium. Dia kehilangan satu lengannya.

"... Itu cukup untuk menjawab pertanyaan kalian bukan?"

Terlihat wajah terkejut semua orang. Mereka tidak percaya dengan pengakuan dari mulut busuk kaisar sendiri.

"Hukum dia dengan kejam!"

Suara seorang pria menggema diantara kerumunan orang itu. Semua tatapan tertuju padanya, bahkan orang-orang yang ada di depannya memberikan jalan untuk orang itu mendekat pada sisi podium.

Dia pria tua yang Stella temui di sebuah desa, tempat dimana hutan prasasti kuno berada sebelum menemukan dimensi roh Sacra Arbor.

"Manusia serakah sepertinya pantas mendapatkannya! Yang Mulia, kami tidak akan sudi menerimanya sebagai pemimpin benua ini. Mati saja kau bajingan!" Kalimatnya penuh akan kebencian.

The Unstella : Antagonist Talent [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang