CHAPTER XLIV

18.9K 3.3K 100
                                    

Titik biru pada layar besar mulai menampakkan pegerakan mundur. Titik merah tak henti-hentinya muncul setiap menitnya, namun, tak sedikit titik merah itu lenyap diwaktu bersamaan. Mereka tersudut dengan banyaknya musuh yang bermunculan.

Entah sudah berapa lama waktu berlalu, suara pemimpin untuk strategi peperangan ini tak henti-hentinya memberikan pengarahan. Air keringat sebiji jagung sampai mengalir dari pelipis mereka, berusaha konsentrasi.

Pasukan belum juga siap dalam posisi bertarung yang sesungguhnya. Sekarang, hendak mengepungpun sepertinya mustahil. Mereka benar-benar kewalahan menghadapinya.

Profesor Egatha mengatupkan rahangnya, tegas bicara pada salah satu dewan akademi, "Hubungi kekaisaran untuk megirim bala batuan!"

Dewan tersebut hanya mengangguk, dia lelah secara pikiran karena terus-menerus menatap layar untuk selalu mengstabilkan komunikasi semua pasukan.

Bilah sebuah pedang cepat menembus tubuh pasukan Minotaur dengan pemiliknya yang tanpa menghentikan laju larinya. Dia dikelilingi cahaya biru, berusaha menembus pertahanan dalang semua ini. Sedikit lagi, dia akan mencapai Sacra Arbor dan Evola yang sudah mulai melayangkan ritual. Hanya dia satu-satunya titik biru yang berada dalam jarak lima ratus meter dari pohon.

"Stella, gunakan api."

Mendengar suara sang Raja Vermilion, ayahnya, pedangnya terangkat kedepan dengan cahaya api yang melahap bilahnya. Panas api itu mampu membuat kulit melepuh hanya karena terkena suhunya saja. Stella mengayunkan Exclart sekuat tenaga, bergumam, "Fireclo."

Tubuhnya melesat cepat diikuti jalur cahaya merah di belakangnya. Dalam satu seperempat detik, dia menembus lebih dari sepuluh minotaur di hadapannya. Mereka lenyap, menyisakan jejak sihir dan darah.

Empat Minotaur yang hendak menyambarnya dengan senjata yang terlayang, tubuh Stella mengilang, satu detik kemudian muncul di atas mereka. Dengan mata yang menyala merah bercahaya, serta teriakan nyaring darinya, Exclart terayun begitu cepat dan kuat.

Tebasan maut terjadi saat pedangnya menembus tubuh keempat lawannya, ledakan api merambat dari tanah, menghabisi wilayah dengan radius tujuh meter berbentuk lingkaran di titik itu, menimbulkan sedikit getaran ringan serta angin kencang darinya.

Beberapa saat ledakan itu terhenti, muncul ledakan lain, jauh di belakang Stella. Cahaya terang begitu besar di titik itu. Seperti bulan purnama itu sendiri yang melayang di atas permukaan tanah, Riana begitu bercahaya, menghilang dan muncul diantara pasukan minotaur yang lain. Begitu cepat melebihi waktu kedipan mata.

Di sisi lainnya, cahaya merah seperti matahari, mengalahkan warna ungu kehitaman yang sebenarnya pada pedang milik Envy. Dia mengusap bilah pedangnya, membuatnya bercahaya merah menyala, lantas melesat dengan bantuan dorongan angin di belakangnya. Hanya dalam kedipan mata Envy menembus tubuh pasukan minotaur, sampai-sampai tubuh mereka yang sebenarnya sudah tertebas menghilang secara beruntun dalam waktu satu milidetik.

Muncul cahaya hijau dari kejauhan, itu Leon yang bersama dengan kekuatannya menerobos pasukan Minotaur, membantu untuk memberikan jalan. Dia berteriak nyaring, menghempaskan tubuh pasukan Minotaur dalam sekali layangan pedang.

Stella melesat ke arahnya, mengayunkan pedang pada pasukan Minotaur yang berlari di belakang Leon hendak menyerang. Mereka saling membelakangi. Napas Leon tersengal dengan keringat yang mengalir dari pelipisnya.

"Aku akan menghadang mereka. Cepat pergi!" Leon memekik keras, tubuhnya bercahaya terang. Sebelum dia kembali melesat, Stella seakan bergumam, membuat Leon mendelik menoleh ke belakang, "Apa katamu barusan?!"

Stella tersenyum miring yang sebelumnya belum pernah dia tunjukkan, meski terlihat seperti seringaian, "Mohon bantuannya, Yang Mulia." Stella menghilang setelahnya, muncul jauh di depan. Leon tak bisa berdiam diri terlalu lama, kembali melesat, mengayunkan pedangnya, 'Dia sungguh gila. Seperti kata Envy, benar-benar tidak bisa ditebak.' batinnya terheran.

The Unstella : Antagonist Talent [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang