Bel istirahat berbunyi nyaring di kelasnya. Semua murid berbondong-bondong melangkah keluar kelas untuk pergi ke kantin. Namun tidak dengan Sila. Sila sendiri lebih memilih pergi ke perpustakaan untuk meminjam novel kesukaannya yaitu novel Rindu karya Tere Liye. Ketika sudah sampai di perpustakaan, Sila langsung menuju rak bertuliskan ‘Fiksi dan Non Fiksi’ dan mulai mencari bukunya. Saat sedang mencari bukunya, Sila tak sengaja melihat seseorang yang dia kenal yang tak lain adalah Lintang yang sedang berbincang dengan seseorang yang ia ketahui itu seorang cewek. Gadis itu terus menguping pembicaraan mereka dan mengintip dibalik celah rak buku.
“Lo harus bisa buat reputasi tuh cewek songong ancur” ujar cewek yang tertutupi wajahnya oleh punggung Lintang.
“Lo tenang aja, soal itu gampang. Tapi lo juga harus bisa bantu gue buat reputasi Devian hancur sebagai ketua ekstrakurikuler Voli” kata Lintang dengan santainya. "Okey" kata cewek itu mengiyakan.
“Oh ya gue mau tanya sama lo. Kenapa lo gitu kekeh buat lengserin Devian dan jadi pengkhianat?” tanya cewek itu dengan nada yang bertanya-tanya.
Sedangkan Sila yang mendengar pun tak kalah penasarannya. Karena yang ia tahu Lintang itu adalah sahabat Devian.
“Karena gue benci dengan popularitas Devian. Dan asalkan lo tahu gue yang buat Sila membenci Devian dengan taruhan itu. Dan itu cukup buat bales sakit hati gue” kata Lintang dengan kekehan kecilnya.
“Sakit hati? Jangan bilang lo dulu suka sama Sila?” tanya cewek itu seraya menebak maksud dari kata yang Lintang ucapkan. Sedangkan sang empu menganggukkan kepalanya dan berkata “Ya gue dulu pernah suka sama Sila sampai nyatain perasaannya pun gue lakuin. Tapi Sila nolak gue di depan teman-teman kelas gue. Dan itu cukup buat gue sakit hati hingga gue lakuin itu buat bales dendam”
Sila yang mendengar itu pun terkejut bukan main, pasalnya dia baru mendengar ini secara langsung dari Lintang. Dan pun sang anjing tidak memberi tahu apapun soal ini. Tetapi wajar saja Sila tidak tahu akan hal ini. Karena dia sendiri hanya menumpang di raga ini dan tidak diberi ingatan apapun oleh sang pemilik raga.
“Oh iya btw ini obatnya” kata cewek itu seraya menyerahkan botol kecil itu kepada Lintang. Lintang yang melihat itupun membelalakkan matanya.
“Lo.gila!!” kata Lintang dengan penuh penekanan. “Ini obat perangsang Lo kasih ke minuman Rasya dan sisanya lo mau apain terserah. Atau kalau lo mau pakai dia juga gapapa” kata cewek itu santai.
“Boleh juga” kata Lintang seraya terkekeh kecil.
Sila yang mendengar itu pun shock, karena yang gadis yang sedang berbincang dengan Lintang adalah Reva si protagonis. Ditambah Reva si gadis lugu itu mencelakai Rasya dengan merusak citranya. Dan yang parahnya lagi Lintang juga menikmati aksi balas dendam cewek itu. ‘Pantes aja Syila nolak lo, cowok brengsek kayak dia gak pantes buat lo Syil' batin Sila seraya menggelengkan kepalanya. Tak lama bel berbunyi menandakan pelajaran akan segera dimulai dan waktu istirahat pun berakhir. Sila yang mendengar bel tersebut pun keluar terlebih dahulu dari perpustakaan dan membatalkan rencananya untuk meminjam novel.
••••
Keadaan kelas Sila begitu ramai semenjak gadis itu mendudukkan diri dibangku dan menelungkup kan kepalanya. Mereka terus mengoceh mengenai anak baru yang akan memasuki kelasnya.
“Eh guys. Udah denger belom ada murid baru anjir” kata Via sang admin grup lambe turah sekolah
“Siapa wouy?!” ujar Siska yang tak kalah heboh menanggapi ocehan Via, karena dia sendiri juga termasuk admin grup lambe turah sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arshila or Asyila (REVISI)
FantasyArshila Putri Lembayung Bramantyo gadis cantik nan jenius yang harus meregang nyawa yang disebabkan oleh rencana seseorang untuk membunuh Khana di sirkuit pada saat perlombaan berlangsung Arshila mengira dirinya sudah tewas ditempat kejadian, terny...