PF - 16

4.8K 624 8
                                    

Perjalanan menuju ke Villa masih membutuhkan waktu yang sangat lama karena berada di puncak. Namun tak membuat suasana di bus masing-masing kelas sepi. Begitu juga dengan kelas Sila. Justru teman-teman Zian yang meramaikan hal itu semua mulai dari tingkah absurd mereka, gombalan mereka dan suara mereka saat bernyanyi bersama dengan anak kelas lainnya. Semangat itu tak kunjung pudar malah terus membara. Beda halnya dengan Sila, gadis itu sedang terlelap tidur di pundak Delion. Delion yang melihat itu merasa senang bukan main. Karena bisa berdekatan dengan Sila, gadisnya seperti ini. Membuat senyum tipis terpatri di bibirnya. Namun senyum itu tak bertahan lama ketika dering telepon ponselnya berbunyi. Mau tak mau Delion meminta tolong kepada Zian melalui chat WhatsApp untuk duduk di sebelah Sila sementara waktu. Tanpa waktu yang lama Zian sudah berada di depan Delion dan mendudukkan diri seraya memegang kepala Sila agar tidak terjatuh kebawah.

Delion a.k.a Devian mengangkat teleponnya dan mengerutkan keningnya ketika orang yang menelponnya hanya diam saja tanpa bersuara, hingga terpaksa Devian membuka suaranya terlebih dahulu.

"Halo?"

.............

Tidak ada respon kembali dari sang penelepon, sehingga membuat Devian kesal dan segera menutup teleponnya. Lalu Devian kembali ke tempat duduknya, dan menyuruh Zian kembali ke tempatnya. Namun Zian menolak sehingga mau tak mau Devian mengalah dan duduk di dekat Vano. Vano yang merasa ada orang disebelahnya pun menatap tajam pelaku. Sedangkan Devian acuh tak acuh dengan tatapan tajam itu.

Setelah memakan waktu 3 jam lamanya, akhirnya mereka sampai di Villa dengan selamat. Lalu semua murid-murid turun dari bus dan langsung berbaris sesuai kelas mereka masing-masing. Begitu juga dengan Sila yang sudah terbangun dari 10 menit yang lalu dan bergegas turun menyusul teman-temannya.

°°°°

Sedangkan di Sirkuit, seorang lelaki tengah mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi guna memenangkan perlombaan ini. Hingga akhirnya dia sampai pertama di garis finish. Membuat teman-temannya bangga dengan hal itu. Tetapi beda dengan lelaki itu, justru lelaki itu hanya mendatarkan wajahnya tanpa tahu harus merasa senang ataupun sedih.

Mau tahu dia siapa?

Ya dia adalah Verganon Erlang Saputra. Dia merupakan sahabat dari Arshila. Lelaki yang mencintai Sila sejak duduk di bangku SMP bahkan sudah ditolak cintanya pun lelaki itu tak pernah menyerah untuk mendapatkan gadis itu.

Selepas kemenangannya, lelaki itu menancapkan motornya dan mengendarainya menuju ke suatu tempat. Tak lupa membawa bunga tulip kesukaannya.

Setelah sampai di tempat tujuan, Erlang turun dari motornya seraya tersenyum menguatkan hatinya ketika mendatangi pemakaman orang yang dicintainya. Saat sampai di nisan Shila, hancur pertahanannya. Erlang terisak sedih merasa belum rela atas kepergian orang yang dicintainya. Siapa lagi kalau bukan Arshila.

"Sil, apa kabar?" Serak Erlang sehabis menangis seraya memandang nisan Sila sendu. "Maaf kalau gue akhir-akhir ini gak datang kesini. Gue kalau kangen sama lo, selalunya meluk foto lu sil" lanjut lelaki itu seraya mencabut rumput yang tertanam di sekitar nisan Arshila.

"Gue harap gue bisa ketemu lo lagi Sil. Gue selalu berdoa sama Tuhan buat dipertemukan dengan lo lagi disana" kata Erlang seraya mengelus nisan. Setelah puas berkunjung ke makam Arshila lelaki itu bangkit dan berjalan menuju ke motornya untuk bergegas pulang ke rumah.

°°°°°
Back ke Sila

Sila sudah memasuki kamarnya sesuai pembagian kamar yang di berikan oleh kepala sekolah. Lalu gadis itu berjalan memasuki kamar mandi guna membersihkan dirinya. Begitu juga dengan Bony yang sudah tiduran di atas kasur. Kalau kalian bertanya kenapa Bony baru muncul sekarang? Jawabannya sudah jelas, Bony sedang memperbaiki sistemnya agar lebih handal dan lengkap dalam menerima informasi dari sistem pusat. Setelah mandi Sila mengambil pakaiannya bersiap untuk berjalan-jalan di sekitar Vila. Namun Sila teringat dengan Bony yang belum memberi tahu soal kapan misinya akan dimulai.

Arshila or Asyila (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang