PF - 15

5.3K 694 18
                                    

Matahari menampakkan sinarnya begitu juga dengan Sila yang sudah berada di kelasnya. Tidak banyak orang yang berada di kelasnya namun cukup dikatakan ramai, karena apa? Hari ini ada kegiatan outbound untuk kelas 12 menjelang ujian.

Saat sedang asik bermain ponsel, Sila dikejutkan dengan suara Bony.

"Nona"

"Hm?"

"Hari ini anda ada misi nona"

Sila yang mendengar itu cemberut kesal pasalnya sekarang gadis itu hanya ingin menikmati kegiatan outbound nya tanpa melakukan apapun apalagi dengan menjalankan misi.

"Gabisa pulang outbound aja apa bon?!"

"Maaf nona, tapi ini perintah. Jika anda menolak maka point anda akan berkurang sebesar 10.500 point"

Sila sontak membelalakkan matanya, karena point sebesar itu terbilang cukup banyak bahkan bisa menukarnya dengan uang bermiliar-miliar. Lah ini tidak menjalankan misi hilangnya segitu banyak. Rugi dong Sila.

"Ck!! Iya iya" sebal Sila kepada Bony "Tugasnya apaan" tanya Sila dengan raut datarnya

"Hanya perlu menyelamatkan tuan Devian dari serangan pembunuh bayaran nona"

"Lah kalau gue nyelametin dia terus nyawa gue yang melayang gimana bonyyyy?!" Sembur Sila kesal

"Anda kan punya saya nona, jadi apapun yang anda minta pasti akan saya kabulkan"

Sila yang mendengarkan itu pun memutar bola matanya malas lantaran "Paling ujung-ujungnya juga lo minta tuker poin kan"

"Hehehe anda sangat pengertian nona terhadap saya"

Sila hanya diam tak menanggapi Bony, dan berfokus terhadap objek di depannya yang tiba-tiba meributkan sesuatu siapa lagi kalau bukan sahabat gesrek Sila yang satu ini.

"GILAK GILAK KITA BAKALAN OUTBOUND ANJIR" Heboh Karin. Ya orang itu Karin. Lantaran suaranya yang toa mampu membuat Alice geram dengan tingkahnya

Plakk

Tabok Alice keras di lengan Karin. Membuat sang empu mengaduh dan melayangkan tatapan protes. Namun belum sempat berbicara, suara gaduh terdengar dari luar kelas. Membuat Karin tidak jadi melontarkan kata-kata, dan berjalan mendekati pintu kelas untuk melihat siapa yang sedang membuat kegaduhan di kelasnya.

"WHAT?! ZIAN!!" Teriak Karin membuat Sila bangkit dari duduknya dan mendekati tempat kejadian. Sila terkejut melihat Zian sedang membogem wajah seorang laki-laki yang terhalang oleh sepupunya itu.
Langsung saja Sila mendekati Zian dan menariknya menjauhi laki-laki yang sedang terkapar lemah di lantai. Sila membulatkan matanya ketika melihat lelaki yang dipukuli oleh Zian.

Lintang

Sila penasaran dengan motif Zian memukuli Lintang, karena selama ini Zian tidak akan memukul orang sembarangan hanya untuk kesenangan semata. Pasti ada tujuannya.

"LO SEKALI LAGI GANGGUIN SILA. GUE PASTIKAN LO HANCUR" Tekan Zian kepada Lintang dengan tangan terkepal dan segera menarik Sila menjauhi kerumunan dan membawanya ke kantin. Begitu juga dengan teman-teman Sila dan Zian yang mengekori mereka berdua karena penasaran dengan apa yang diucapkan oleh Zian.

Sesampainya di kantin, Zian membuka mulutnya dan bertanya kepada Sila yang membuat gadis itu menaikkan alisnya penasaran

"Sila, lo gamau ngomong sesuatu gitu sama gue?"

"Hm? Soal apa?" Tanya Sila seraya menaikkan alisnya dan mengerutkan keningnya bingung dengan pertanyaan Zian yang menggantung.

"Gue tahu lo, hampir ditampar sama Lintang kan di kedai ice cream" pernyataan Zian sukses membuat Sila membelalakkan matanya, pasalnya bagaimana Zian tahu sedangkan kemarin gadis itu tidak melihat Zian dimana pun. Begitu juga dengan sahabat Zian yang terkejut dengan pernyataan cowok itu. Terutama Vano yang sudah mengepalkan tangannya erat siap ingin membogem Lintang kembali merasa tidak terima dengan perlakuan bajingan itu kepada gadisnya. Sedangkan para sahabat Sila yang mendengar perkataan Zian menjadi khawatir.

Arshila or Asyila (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang