PF - 17

4.4K 549 10
                                    

Love you all 💕

Saat dokter keluar dari ruangan ICU, Sila dan Zian bangkit dari duduknya dan langsung menanyakan keadaan Devian.

"Dok, bagaimana keadaan teman saya?" Tanya Sila penasaran dan tersirat khawatir akan keadaan Devan sekarang.

"Alhamdulillah pasien baik-baik saja untungnya kalian cepet datang kemari" kata Dokter seraya tersenyum.

Sila dan Zian yang mendengar perkataan Dokter pun merasa lega, setidaknya mereka tidak terlambat dalam menolong Devian

"Pasien sekarang sedang istirahat. Tolong jika ingin menjenguk pastikan tidak membuat keributan ya agar pasien bisa beristirahat total" kata sang Dokter yang diangguki Sila dan Zian. "Kalau begitu saya pamit duluan ya" lanjut Dokter itu meninggalkan Sila dan Zian.

Ketika Sila hendak masuk ke ruangan Devian, suara cempreng terdengar di seluruh penjuru rumah sakit membuat orang-orang menatap tak suka ke arahnya. Siapa lagi kalau bukan Karin pelakunya. Sahabat Sila yang paling heboh dan kocak.

"SILAAAAAA"

Zian yang melihat itu menajamkan matanya, membuat nyali Karin ciut, sedangkan Alice, Anya, yang melihat itupun menahan tawa mereka. Begitu juga dengan teman-teman Devian dan Vano dkk yang sudah tertawa terbahak-bahak. Memang aura Zian itu mengerikan, membuat semua orang yang melihat merasa ngeri.

"Giman keadaan Devian?" Tanya Abriyan sahabat Devian.

"Baik-baik aja" kata Sila dengan wajah datarnya

Abriyan yang melihat Sila seperti itu merasa kikuk dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Sila dan Zian yang sudah menyelamatkan Devian.

"Ini kita boleh masuk gak?" Kata Alice seraya menunjuk ruangan Devian.

"Masuknya gantian aja, Devian lagi istirahat soalnya" kata Sila menjelaskan yang diangguki oleh mereka.

"Jadi siapa dulu nih yang masuk?" Kata Gio mewakili semuanya.

"Saran gue, mending Sila dulu deh. Lo mau masuk juga gak Zi?" Ujar Satya seraya mengangkat dagunya dan dibalas anggukan oleh sang empu.

"Brarti kalian berdua dulu baru nanti gue sama Darryl masuk" kata Abriyan yang diangguki oleh keduanya.

Ketika Sila sudah masuk ke dalam ruangan Devian, hal yang dilihat Sila adalah Devian tengah berbaring diatas brankar dengan memejamkan mata.

"Devian cepet sembuh, maaf kalau aja gue bisa nolongin lo lebih cepet pasti gak akan ke tembak kayak gini" kata Sila menatap nanar Devian. Zian yang mendengarkan perkataan Sila pun menatap gadis itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

Tak lama Sila mengatakan itu Devian membuka matanya secara perlahan, dan memandang Sila dan Zian dengan mata yang terbuka sempurna. Sila yang melihat Devian bangun pun tersenyum senang, sedangkan Zian tetap pada posisinya hanya menatap datar di depannya.

"Gue berterima kasih sama kalian karena udah nolongin gue dan bawa gue ke rumah sakit" kata Devian seraya tersenyum manis dan tulus memandang keduanya. Sila menganggukkan kepalanya seraya tersenyum begitu juga dengan Zian yang menganggukkan kepalanya.

"Masih ada yang sakit gak?" Tanya Sila kepada Devian

"Udah mendingan kok" kata Devian seraya tersenyum manis kepada Sila, Zian yang melihat mereka seperti itu hanya memutar bola matanya malas dan segera menarik Sila keluar lantaran sudah terlalu lama mereka menjenguk bocah tengil ini. Sila yang ditarik seperti itu hanya pasrah saja tak lupa berpamitan dengan Devian, dan dibalas senyum terpaksa oleh Devian karena merasa kesal tidak bisa berlama-lama dengan Sila. Modusnya bisa aja si Devian mah :)

Arshila or Asyila (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang