04° Semakin Rumit

304 64 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ini sudah entah ke berapa kalinya, Putri muak sekali melihat seringaian Resti di depan kelasnya tepat saat Putri akan pergi ke kantin. Cewek dengan rambut yang sama pendek seperti Putri---namun yang membedakan rambut Putri pas sebahu dan Resti lebih dari sebahu--itu mengandeng lengan Putri dan membawanya berjalan di koridor dengan wajah senang.

Ia kira Resti tipe orang yang gampang melupakan suatu kejadian, namun tiga hari yang lalu saat perkara pop ice di kantin itu membuat Putri agak kewalahan. Ternyata Resti benar-benar mengincarnya dan mengganggu ketenangan Putri di sekolah, apalagi jika waktu istirahat tiba.

"Enaknya hari ini kita makan mie ayam atau siomay ya, Put?" tanya Resti membuat Putri berdecak tanpa menjawab, "Siomay aja deh ya kayaknya?" katanya lagi yang tak lagi dapat jawaban dari Putri.

Sampai di kantin, ada satu meja dimana isinya teman-teman Resti memanggil. Dan untuk ke sekian kalinya lagi, Putri menjadi pusat perhatian. Putri benci sekali suasana ini.

Putri mau tak mau menurut di bawa ke meja Resti dengan teman-temannya, menahan sedikit amarah ketika sadar meja Resti bersebelahan dengan meja Agis dengan ketiga temannya---salah satunya ada mantan kekasih Putri saat kelas 10.

"Belum pada mesen kan?" tanya Resti riang pada teman-temannya, lalu dibalas dengan jawaban yang sudah pasti belum karena tahu akan memperbudak Putri. "Oke, hari ini mau makan apa?" tanyanya lagi.

"Gue mau siomay dong, bumbu kacangnya dikit aja ya, Put. Jangan pake sambel, gue nggak suka pedes." ucap Kintan tersenyum pada Putri yang tetap datar semenjak datang bersama Resti.

"Inget baik-baik ya, Put." ucap Resti sambil melepas rangkulan tangannya ke lengan Putri lalu menarik kursi untuk duduk, "Gue juga siomay, pake telor, banyakin bumbunya, nggak pake sambel juga." katanya memesan.

Kali ini Tania yang membuka suara, "Gue mau bakso, jangan pake sayur toge aja. Kecapnya dikit, sausnya dikit, tapi sambelnya tiga sendok. Oh, iya, cukanya dikit."

"Samain sama Tania!" seru Olin mengacungkan tangannya penuh semangat.

"Gue nggak pesen kok, Put, lagi diet." kata Vera kalem, Putri bahkan tak pernah mendengar cewek itu memesan. Setiap hari diet, entah itu beneran diet atau cuma perhatian kecilnya karena kasihan pada Putri yang menjadi babu teman-temannya.

"Eh, uangnya!" seru Olin dengan senyum lebarnya, Putri mendelik dengar itu.

Tak ingin melihat drama lainnya, Putri yang sudah hafal ujung-ujungnya akan memakai uangnya langsung beranjak pergi. Putri memesankan semua apa yang Resti dan teman-temannya pesankan, membayar pakai uangnya dan juga mengantarnya pada meja Resti.

Setelah itu, Putri pergi lagi ke kelas, moodnya hancur untuk sekedar mengisi perutnya. Ini sudah hari ketiga Putri seperti ini, perutnya slalu dibiarkan sakit karena terlalu malas jajan hanya karena sikap semena-mena Resti dan teman-temannya.

Fight For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang