23° Titik Lemah Putri

233 51 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Kak Kalis: putri

Kak Kalis: ayah sakit



Langkah Putri semakin tergesa, beberapa kali menabrak orang-orang yang berjalan di depannya dan sesekali terpeleset hampir terjatuh karena licinnya lantai koridor karena terkena cipratan hujan.

Dirinya berbelok ke arah tangga yang akan menjadi jalan untuk sampai ke lantai dua, namun sangat diuntungkan matanya menemukan sosok Agis yang akan turun dengan ketiga temannya.

Melihat Putri dengan raut panik serta nafasnya yang berantakan, Agis seketika khawatir lalu melangkah turun lebih cepat.

Air mata itu lolos, Putri menangis sedetik kemudian saat Agis sudah ada di hadapannya.

"Kenapa? Ada apa?" tanya Agis penuh kekhawatiran, Putri menangis sampai sedikit merengek membuat beberapa murid yang melewati mereka lantas menoleh.

"A-ayah sakit," lirih Putri lalu pecah begitu saja tangisannya, Agis melebarkan matanya tak menduga ini akan terjadi.

Laki-laki itu segera meraih tangan Putri untuk di genggamnya lalu berlarian di koridor menuju parkiran, ketiga temannya baru akan menegur jika Agis harus santai justru harus menelan umpatan karena tak sempat.

Disisi lain Jeje melihat jelas lemahnya Putri diam-diam jadi agak khawatir juga, Putri sangat sayang pada Ayahnya, bahkan apapun ia lakukan demi sang Ayah walau akan berakhir menyakiti dirinya sendiri.

Sementara itu di posisi Agis dan Putri, mereka berhenti di lorong. Bingung melanda, Agis tidak mungkin membawa Putri pulang dengan keadaan masih hujan deras.

"Ayah dimana?" tanya Agis membuat Putri yang sibuk menahan tangis besarnya menoleh.

"Rumah sakit, pasti Kak Kalis udah bawa Ayah ke rumah sakit." jawab Putri sambil menahan jerit tangisnya.

Agis berdecak sebal, "Duh, gimana dong, kalau kita berangkat sekarang nanti kehujanan." katanya membuat Putri menghela nafas.

"Ini semua gara-gara gue," lirih Putri sambil menundukkan kepalanya, Agis menoleh dengan kerutan di dahinya. "Ayah sakit pasti gara-gara gue." lanjutnya membuat Agis diam.

Entah apa yang harus Agis lakukan sekarang, keluh Putri yang menyalahkan dirinya sendiri membuat Agis ikut menyalahkan dirinya juga dalam hati. Hatinya teriris melihat lemahnya Putri sekarang, menahan tangis sambil meremas kuat genggamannya bersama Agis.

Lalu helaan nafas keluar dari mulut Agis, cowok itu membawa Putri dalam dekapannya dan mengusap rambutnya sayang. Setiap mendengar Putri menangis, rasa-rasanya Agis selalu ingin menyakiti atau menghukum dirinya sendiri. Karena setiap Putri menangis, itu disebabkan oleh dua hal. Karena Agis atau karena dirinya sendiri.

Kali ini, Agis akan menyimpulkan Putri menangis karenanya. Jelas, Ayahnya Putri sakit karena mendengar kabar buruk dari anaknya sendiri dan semua tidak akan terjadi separah ini jika bukan karena Agis.

Fight For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang