45° Mutiara Masuk Kampus

147 39 0
                                    

Fight For It
-




"Ka, gue boleh ngobrol berdua sama Resti dulu nggak?" tanya Yusi berdiri di samping sofa yang diduduki Resti, Darka mengangguk santai lalu beranjak pergi menghampiri Mutiara yang sedang dikelilingi Novan dan Jeje. Bapaknya sendiri lagi di dapur, menikmati sarapannya yang dibawakan Yusi dan juga Resti.

Yusi mengambil alih sofa yang sebelumnya Darka duduki, cewek itu memasang wajah seriusnya yang membuat Resti mengerutkan keningnya.

"Ada apa?" tanya Resti.

"Putri selingkuh." jawab Yusi tanpa aba-aba dan basa-basi.

Resti melebarkan matanya, "Nggak usah ngada-ngada lo." katanya dengan raut wajah tak suka dengan candaan Yusi barusan.

Yusi meringis kecil, "Gue serius." katanya membuat Resti seketika menegang. "Gue ada urusan keluarga di deket kantor si Putri, kebetulan apartemen dia deket sama rumah saudara gue, jadi gue menyempatkan diri buat ketemu dia. Tapi lo tau apa yang gue temuin? Putri lagi pelukan sama cowok lain, jidatnya sampe dicium lagi. Gue nggak ada kepikiran buat fotoin kalau lo minta bukti sekarang, gue terlalu mentingin kecewa gue kemarin." katanya menjelaskan hari kemarin.

"Terus gimana lagi?"

"Gue marahin dia lah, gue sadarin dia sama perjuangan Agis di sini. Dan tau alasan dia selingkuh? Dia mau posisinya jadi karyawan tetap di sana, cowok dia sekarang soalnya punya akses ke sana."

Resti syok. Ini bahkan lebih kejam dari keputusannya dulu memutuskan hubungannya dengan Agis.

"Sekarang gue baru sadar, Putri pantas juga dibully sama lo dulu." ketus Yusi di saat Resti sedang mencerna fakta baru tentang temannya yang sedang jauh itu.

Hening melanda keduanya, pikiran mereka sama kacaunya tahu Putri ada main di belakang Agis. Padahal dulu posisi Putri dulu mereka anggap paling berat, namun nyatanya dari dulu sampai hari ini hanya Agis yang banyak menanggung beban.

"Mereka harus pisah, Res. Gue nggak tega sama Agis." lirih Yusi lagi membuat Resti menghela nafas.

"Mereka nggak boleh pisah, Yus. Mereka harus pikirin masa depan Mutia." ucap Resti yang berbeda pendapat.

"Mikirin Mutia gimana, Resti? Dari kemarin Putri harusnya nggak berangkat kalau mikirin Mutia." balas Yusi dengan wajah kesalnya.

Resti diam mendengar itu, ucapan Yusi juga ada benarnya. Mau pisah atau tidak juga sama saja, hanya Agis yang berjuang untuk semuanya karena Putri hanya memikirkan keegoisannya saja.

"APAAAA?!" jerit Agis tiba-tiba membuat perhatian Resti dan Yusi teralih, ternyata cowok itu sudah bergabung dengan ketiga temannya untuk bermain bersama Putri.

"Ba.... ba,"

Mata Resti dan Yusi melebar seketika, percakapan mereka lantas dilupakan begitu saja dan segera beranjak mendekat untuk mendengarkan Mutiara mencoba menyebutkan Papanya.

"Papa, Ayang!" tegur Agis sambil berkacak pinggang seolah memarahi, Mutiara tertawa melihat itu dan kembali bicara.

"Baaa... ba. Baba!"

Jeritan gemas Resti dan Yusi terdengar, begitu pula dengan ketiga temannya Agis yang bertepuk tangan mengapresiasi Mutiara yang baru saja bisa bicara dengan kata pertama Baba yang mengartikan Papa.

"Coba, coba, panggil Om!" kata Jeje begitu antusias, semuanya diam membiarkan Mutiara mencoba belajar berbicara sesuai yang diajarkan Jeje.

Namun nyatanya Mutiara hanya bisa berbicara, "Baba! Baba! Baba!"

Fight For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang