36° Bad Shopping

195 47 1
                                    






Helaan nafas keluar dari mulut Putri, Agis jelas mendengarnya dan membuat cowok itu menoleh ke sampingnya melihat Putri yang sedang menunduk dengan wajah murungnya.

Segera Agis menutup pintu mobil lalu menaikan satu kakinya ke kursi agar bisa berbalik sepenuhnya pada cewek itu lalu menarik tubuh kecilnya dalam pelukan, tangis Putri secara otomatis pecah dan membalas peluk Agis dengan sangat erat.

"Aku gagal banget jadi Ibu, Ragista." lirih Putri membuat Agis semakin mengeratkan pelukannya, cowok itu juga mengusap rambut Putri dengan sayang.

"Bukan gagal, kamu nggak gagal kok. Dokternya bilang kondisi si Ayang lemah karena Ibunya kecapekan, kamu terlalu banyak kerja keras." kata Agis mencoba menenangkan Putri dan menghilangkan prasangka buruk pada dirinya sendiri.

"Tapi kalau aku nggak buat kuenya, kita gimana ke depannya?" ucap Putri membuat Agis diam.

Soal bisnis online yang sedang Putri kerjakan sekarang kebetulan jual makanan dan Putri cuma bisa bikin beberapa macam kue, maka hanya itu yang Putri kerjakan setiap harinya. Sudah jalan satu bulan lebih, yang order juga lumayan banyak. Belum lagi Agis ikut membantunya promosi di lapak instagramnya, followersnya yang kebetulan sudah ribuan menguntungkan bisnis Putri.

Baru sebulan saja Putri kecapekan begini, efeknya ikut terbawa pada kandungannya. Bahkan dokternya juga bilang, jantung bayinya berdetak lemah.

Bohong kalau Agis tak cemas, Agis sangat takut jika anaknya justru pergi sebelum ia sambut pada kehidupan barunya. Mental Putri juga menjadi fokus Agis, baru segini saja Putri menangis lemah, bagaimana jika bayinya benar-benar akan pergi?

Apa Agis harus membuka usaha juga? Tapi bagaimana mengurusnya?

"Udah, udah dulu nangisnya, nanti Ayangnya makin sakit." ucap Agis seraya melonggarkan pelukan lalu mengusap pipi Putri untuk menghapus jejak air matanya. "Kamu berhenti dulu ya buat kuenya, biar aku aja yang cari part time nanti. Jangan banyak keluar tenaga dulu kalau kamu mau si Ayang sehat terus, istirahat yang cukup, makan yang banyak, olahraga yang teratur, jangan banyak overthinking juga yang paling penting." nasihatnya.

"Terus kalau ada yang order lagi gimana?" tanya Putri dengan bibir kecilnya yang melengkung ke bawah, Agis tersenyum menahan gemas lihatnya.

"Gampang, biar aku aja yang urusnya." jawab Agis dengan penuh keyakinan. "Instagram di hape kamu di uninstall dulu ya, jangan buka toko dulu, semuanya aku yang urus."

"Emangnya bisa?"

"Selagi buat kamu sama si Ayang, semua kamus Ragista isinya serba bisa doang, nggak ada alasan aku nggak bisa." jawab Agis lalu mengambil kesempatan mencuri kecupan di kedua kantung mata Putri yang sedikit menghitam karena sudah semingguan ini suka telat tidur. "Jangan nangis lagi, aku nggak suka."

Tak lama Putri tersenyum membuat Agis cengengesan sendiri, senang hatinya melihat Putri tersenyum secepat ini.

"Mau dong ciumnya sekali lagi," ucap Putri mengundang kekehan gemas Agis. Dengan senang hati Agis mengecup seluruh wajah Putri secara random, membuat Putri tertawa geli dan mengeratkan pegangannya di pinggang Agis. "Kan sekali ajaaaa!" ucapnya lagi setelah Agis menjauhkan wajahnya.

"Oke, sekali lagi." kata Agis yang kembali mendekatkan wajah, kali ini tujuan Agis hanya pada satu bagian saja. Kedua benda lembab itu bertemu, secara otomatis kedua mata Agis dan Putri terpejam lalu menikmati setiap pergerakan bibir mereka yang saling bermain.

Menyempatkan membuka mata, Agis tersenyum di sela kegiatannya.

'Cantik banget, anyiiiing!' keluh Agis dalam hatinya, jantungnya juga berdebar bersamaan dengan wajahnya yang memerah.

Fight For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang