25° Lagi Pengen Dimanja

275 52 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Kondisi janinnya agak lemah, detak jantungnya bahkan melambat. Sepertinya ini karena kondisi kamu juga, kurangi beban pikirannya ya, Put, coba ajak otak kamu refresing biar nggak stres. Nutrisi juga, jangan lupa makan yang sehat dan teratur, kayak minum susu hamilnya tuh jangan lupa."

"Ini resep vitaminnya ya, jangan lupa di minum sesuai jadwalnya. Bulan depan kontrol lagi, kalau bisa sih sama suaminya, masa sama Mama mertua sih."

Ingatan itu nggak pernah hilang, ucapan dokter kandungan tadi membuat Putri tak fokus. Keadaan anaknya lemah, anaknya sakit karena Putri yang memang stres setiap saat.

Bagaimana Putri tidak stres? Semua hal yang dilaluinya nggak ada yang membuat Putri tertawa lepas, apalagi Putri masih merasa kehilangan sang Ayah.

Manyun terus, cemberut terus, melamun terus, menghela nafas terus, Agis yang lihat bahkan kesal lama-lama.

"Nggak jadi aja lah," ketus Agis sambil menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa, melihat Putri melamun sambil memegang kebab di tangan tanpa dimakan membuatnya jengah.

Putri menoleh cepat, "Jadi lah!" katanya lalu mengangkat kebabnya dan mulai memakan dengan gigitan kecil, habis gitu mengunyah sambil menunduk seolah menghindari tatap mata Agis yang menatapnya.

"Lo nggak fokus, nggak tau lagi mikirin apa tapi yang jelas kalau kita tetep pergi ini nggak bakalan bener." ucap Agis membuat gerakan mulut Putri yang sedang mengunyah itu melambat, "Kalau masih mikirin Ayah, boleh, tapi jangan selarut ini. Putri, makanan aja harus ada porsinya, kalau kelebihan bisa bikin gendut dan sakit. Apalagi kalau otak lo dibawa stres, nggak cuma lo yang sakit, anak lo ikutan sakit." katanya membuat Putri semakin menunduk.

'Udah, Ragista, Ayang lo udah sakit.' batin Putri membalas, rasa bersalahnya lalu muncul.

"Nggak jadi pergi aja ya?" tanya Agis yang dibalas gelengan kepala Putri.

"Bunda lo nyuruh kita pergi hari ini, malahan nyiapin butik mahal, gue nggak enak kalau nggak jadi pergi." ucap Putri tanpa mengangkat wajahnya.

"Tapi lo malah kayak gini, gua juga males perginya." keluh Agis membuat Putri menghela nafas, cewek itu lalu memakan kebabnya lebih cepat.

Jadi begini, sehabis dari dokter dan menuju jalan pulang, Bundanya Agis menyampaikan jika dirinya sudah menghubungi salah satu butik mahal untuk mendesain pakaian pernikahan Agis dan Putri nanti. Katanya Agis sudah diberi tahu, Bundanya meminta mereka untuk pergi hari ini juga.

Karena ini memang dadakan, waktunya mepet, tanggal pernikahan tinggal hitung jari. Mempersiapkan semuanya dalam seminggu memang berat, untungnya diadakan secara private.

Diamnya Putri membuat Agis menghela nafas, ia tahu Putri sedang tidak baik-baik saja semenjak kepergian sang Ayah kemarin. Belum lagi tentang kondisi janinnya, Agis tahu dari Bunda kalau jantung anaknya melemah.

Fight For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang