05° Dari Agis Untuk Putri

334 62 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Selepas ucapan Putri 5 hari yang lalu, Agis tak benar-benar lepas pandangannya dari cewek itu. Selama 5 hari belakangan ini Agis setengah frustasi memperhatikan Putri dengan keadaan yang super tak tenang, belum lagi dengan keadaan cewek itu di sekolah yang sangat kacau karena Resti dan teman-temannya.

Kegiatan Agis yang biasanya jalan sana-jalan sini tanpa tujuan pasti untuk sekedar mencari kesenangan, sekarang justru ada tujuan untuk melihat segala aktivitas Putri selama di sekolah.

Dan selama 5 hari ini, Agis baru tahu jika ada manusia semonoton Putri. Yang cewek itu lakukan ketika waktunya belajar ya belajar saja fokus, ketika ada kegiatan kosong malah digunakan tidur, waktunya istirahat juga hanya meladeni Resti dan teman-temannya lalu setelah itu tidur sampai bel masuk bunyi, lalu ketika sudah waktunya pulang ya pulang.

Diluar sekolah juga diam-diam Agis mengikuti Putri. Pulang sekolah Putri benar-benar pulang ke rumah, diam di dalam dan hanya akan keluar jika perlu sesuatu---semacam pergi ke warung atau menyapu dan mengepel teras rumah. Dan yang terakhir yang membuat Agis semakin tertarik dengan Putri, ketika waktu tengah malam cewek itu pergi ke Blue Sky.

Setelah memastikan Putri datang lagi ke diskotik itu atau enggak dengan ketiga temannya, malam-malam selanjutnya Agis datang ke sana lagi namun tak menampakkan diri alias diam-diam.

Dan ini malam ketiga Agis nongkrong di parkiran Blue Sky pada pukul setengah 1 pagi, sama seperti hari-hari sebelumnya, Putri keluar dari gang rumahnya di jam-jam segini. Cewek itu masuk ke dalam diskotik sambil menyapa Pak Rusdi lalu akan keluar lagi setelah beberapa menit dengan keadaan membawa kakak perempuannya yang mabuk untuk dibawa pulang, Putri memang tak pernah macam-macam di dalam sana dan hanya menjemput kakaknya saja.

Setelah itu Agis turun dari motornya dan mengikuti Putri sampai rumahnya, cowok itu berdiri depan pagar rumah Putri dan memandangi rumah itu dari luar. Entah apa faedahnya, Agis benar-benar memperhatikan dalam diam sampai lampu ruang tengah dimatikan oleh pemiliknya dari dalam.

Tapi sepertinya malam ini Agis ketahuan, Putri keluar dari rumahnya lagi dengan wajah penuh amarahnya. Agis menegang begitu saja, bukan karena ia takut, namun karena Agis merasa gemas mendadak. Putri yang sedang marah itu, sungguh, cantik sekali. Dan Agis harus menahan diri untuk tidak senyum sekarang, apalagi Putri benar-benar menghampirinya sampai keluar pagar.

"Kita udah obrolin ini, Ragista." murka cewek itu dengan alis yang bertaut dan juga wajah yang memerah padam. Ah, gila, so cute.

Dan Agis menyukai perasaan ini, rasa ketika jantungnya berdebar setiap kali dengar Putri memanggil namanya yang berbeda dari orang lain. Ragista, itu jarang sekali disebutkan orang lain selain Putri, karena Agis memang terlalu terbiasa di panggil Agis saja.

"Iya, tau." ucap Agis sangat paham kemana arah ucapan Putri.

"Terus kenapa lo harus repot-repot liatin gue sampe segininya?!" sentak Putri meledak, "Lo pikir gue nggak tau udah tiga hari ini lo ngikutin gue kayak gini?! Diem di depan rumah gue kayak orang sinting! Lo tuh kenapa sih?! Nggak cukup malam itu lo rusakin ketenangan gue?!" omelnya membuat jantung Agis dibuat semakin menggila dengan debaran ini, Agis benar-benar menyukainya, Agis ingin lebih banyak lagi dengar omelan-omelan itu.

Fight For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang