46° Pulang?

210 39 16
                                    

Fight For It
-




Putri: rumah kamu masih sama kan?

Papanya Ayang: rumah kita kali

Papanya Ayang: ya rumah kita masih sama lah, mau pindah kemana emangnya?

Putri: aku pulang malam ini

Papanya Ayang: loh????

Papanya Ayang: bibeh seriusss???

Papanya Ayang: dimana kamu sekarang???

Papanya Ayang: aku jemput!!

Putri: ayang udah tidur?

Papanya Ayang: udah, baru aja, paling aku titipin dia dulu ke rumah bunda

Papanya Ayang: kamu nggak apa-apa nunggu lama???

Papanya Ayang: atau ayangnya aku bawa aja????

Putri: sini jemput aku diluar

Papanya Ayang: laaaahhh???????

Putri: aku pulang, ragista
Read



Putri mengantongi hapenya setelah memastikan Agis benar-benar tak membalas pesannya, cewek itu terkekeh mendengar suara grasak-grusuk dari dalam rumah. Bahkan kayaknya beberapa barang berjatuhan karena disenggol Agis.

Pintu rumah terbuka, Agis yang bertambah kurus itu muncul dengan boxer kotak-kotak dan kaus hitam polosnya. Rambut yang acak-acakan, wajah yang lelah, kantung mata yang sedikit menghitam dan bibir yang kering itu membuat Putri tersenyum miris. Sementara Agis sendiri, dengan keadaan yang seperti itu tersenyum sangat lebar melihat wanitanya yang semakin cantik itu pulang.

"Ya ampun, istri." ceplos Agis sempat-sempatnya sebelum akhirnya melangkah cepat menghampiri Putri di depan teras lalu memeluknya sangat erat, begitu pula dengan Putri yang membalasnya. "Kangeeennnn," gumam Agis tepat di samping telinga Putri.

"Aku juga," balas Putri dengan bisikan.

Agis melonggarkan dekapannya menatap Putri berbinar, "Cium dulu ah, udah lama nggak cium." katanya tanpa dosa langsung memajukan wajah. Putri melotot kecil dengan segera menangkap wajah Agis dengan telapak tangannya dan mendorongnya menjauh.

"Tau malu dong!" tegur Putri sebal. "Lagian aku baru dateng, nggak harus langsung dicium juga!" omelnya lagi membuat Agis manyun.

"Sedikit aja?"

"Enggak."

"Hmm, Bibeehh!"

"Enggak!"

Agis berdecak, melepas pelukan lalu meraih koper dan barang-barang Putri lainnya untuk dibawa masuk. Putri melihat itu tersenyum miris.

"Aku juga maunya cium kamu, Bi." lirih Putri sangat pelan lalu berjalan masuk ke dalam rumah menyusul Agis.

Melihat barang-barangnya langsung di kemas ke kamar, Putri dengan cepat memanggil Agis lalu menyuruhnya untuk menyimpan barang-barangnya di dekat sofa saja dulu. Ia memberikan alasan lain untuk minta di antar bertemu Mutiara, Agis yang nggak banyak curiga iya saja.

Keduanya ke kamar, masih di kamar mereka dan Mutiara tidurnya sudah pindah ke ranjang bersama Agis. Putri duduk di pinggiran ranjang, senyumnya mengembang melihat anaknya yang sudah tumbuh.

Fight For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang