19° Dipuji Keren

198 52 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Putri mengetuk pintu kamar Ayah, tak ada sahutan dari dalam membuat Putri kembali mengetuknya lagi.

"Tunggu sebentar, Putri." sahut Ayah dari dalam langsung tahu jika yang mengetuk pintu kamarnya adalah Putri.

Tak lama pintu itu terbuka, Ayah dengan raut herannya menatap Putri membuat si bungsu itu meneguk ludahnya karena tidak tega jika harus memberitahukan kabar buruk ini.

"Aku mau ngobrol sama Ayah," ucap Putri membuat Ayah tersenyum kecil, Putri memaki dalam hati melihat senyum itu, Putri benci dirinya sendiri saat ini.

"Boleh, sambil nonton TV yuk." kata Ayah mengajak Putri ke ruang tengah sambil menutup pintu kamarnya, Putri mengangguk saja lalu jalan ke ruang tengah setelah Ayah jalan lebih dulu.

Keduanya duduk di sofa yang sama, Ayah meraih remot dan menyalakan TV. Sementara Putri menundukkan kepalanya, ia bingung harus mulai dari mana.

"Putri mau bicara apa?" tanya Ayah membuat Putri menghela nafasnya, jantungnya berdebar karena takut dengan respon yang akan diberikan Ayah nanti.

"Ayah," ucap Putri memanggil Ayah, Ayah menjawab dengan deheman membuat Putri meringis. "P-putri mau minta maaf sama Ayah." katanya membuat Ayah terkejut dan menoleh pada Putri.

"Kenapa tiba-tiba Putri mau minta maaf? Putri punya salah apa?" tanya Ayah membuat Putri diam, merasa masalah yang akan Putri bahas terkesan serius, Ayah lantas mematikan TV lagi dan fokus pada anak bungsunya ini.

"Putri mau minta maaf karena udah jadi anak yang nggak baik buat Ayah, Putri udah kecewain Ayah, Putri bikin malu Ayah." kata Putri membuat Ayah menghela nafasnya menatap sendu Putri, "Putri udah buat kesalahan besar, Yah." lanjutnya.

"Anak Ayah baik kok, anak Ayah selalu baik. Apapun kesalahan Putri, Ayah akan selalu maafkan semua kesalahan yang anak-anak Ayah buat. Mau itu Putri atau pun Kalis, kesalahan besar maupun kecil, semua akan Ayah maafkan." ucap Ayah membuat Putri seketika mengeluarkan air matanya menangis, kenapa Ayahnya begitu baik?

"Tapi kesalahan Putri sangat besar, Ayah." ucap Putri sambil terus menangis, Ayah tersenyum manis bersamaan dengan kedua tangannya yang meraih pipi Putri untuk mengusap air matanya.

"Iya, Putri, sebesar apapun. Sekarang bilang sama Ayah, apa yang udah Putri lakukan?"

Dengan bibir yang bergetar dan tangis yang semakin deras mengalir keluar, Putri menatap Ayah dengan penuh rasa bersalah.

"P-putri, Putri......... H-hamil, Yah." ucap Putri membuat senyum Ayah luntur seketika, Putri melihat itu semakin keras menangis. "A-ayah kecewa kan? A-ayah nggak bakalan bisa maafin Putri, kesalahan Putri terlalu besar, Putri yakin Ayah marah besar sama Putri." katanya membuat sang Ayah mengeluarkan air matanya.

Semesta Ayah hancur, mendengar salah satu anak gadisnya tengah mengandung di waktu yang jelas-jelas bukan waktunya. Hati Ayah perih, merasa gagal menjadi seorang Ayah untuk menjaga anak perempuannya, mengingkari janjinya pada almarhum istrinya untuk mendidik kedua anak mereka sampai menjadi wanita yang sangat sukses dan berharga.

Fight For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang