12° Tujuan Untuk Membahagiakan

283 55 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ini suatu masalah yang penting. Agis kini tengah memikirkan sebuah perkiraan jika dirinya berujung dinikahkan dengan Putri oleh kesepakatan dua keluarga, nggak ada yang tahu, tapi ini mungkin terjadi. Maka Agis menggunakan kepala dinginnya untuk berimajinasi, berpikir keras dan merencanakan masa depannya matang-matang.

Jika nanti ujungnya Agis dan Putri tetap menjalani proses urusan mereka sampai cewek itu melahirkan tanpa ikatan pernikahan, jelas Agis tak akan mau repot-repot berpikir sekarang untuk masa depannya nanti. Itu biar urusan nanti untuk dibicarakan bersama teman-temannya.

Namun jika semuanya berakhir bersama Putri, jelas Agis harus memikirkan semuanya.

Agis sangat yakin jika Ayah tak akan menerimanya lagi di keluarganya. Semua apa yang Agis pegang akan habis Ayah rebut kembali karena memang ini semua dibeli pakai uang si Ayah, jika begitu, Agis harus mempersiapkannya.

Tempat tinggal, barang-barang kebutuhan, pekerjaan dan tentunya persediaan uang. Itu semua yang harus Agis dapatkan dengan waktu singkat ini, jelas pakai uang Ayah yang masih ia pegang sekarang dengan diam-diam.

Agis tak bisa mengurusnya sendirian, ia akan meminta Novan untuk membantunya. Dan langkah pertama, cebok dulu, Agis mikir sambil buang air besar soalnya. Nggak tahu kenapa memang otak tuh lancar merancang ketika di waktu-waktu boker sih.

Valid banget, ini cara Agis. Atau mungkin banyak orang yang juga satu pemikiran sama Agis?




Fight For It
-




"SATU MILIAR?!" jerit Novan dengan wajah terkejutnya menatap Agis, suara besarnya itu benar-benar nyaring sehingga membuat pengunjung kafe lainnya menoleh ke meja mereka berdua.

Agis berdiri lalu membungkuk-bungkuk kecil sambil tersenyum dan sesekali nyengir, "Maaf ya, kakak-kakak, adik-adik, temen saya emang suka banget teriak. Silahkan dilanjut makannya." katanya ramah lalu duduk kembali dan melototi Novan yang sedang memijat pelipisnya pusing seketika. "Lain kali lu kalau mau kaget sambil teriak liat-liat tempat dulu napa!"

Mendengarnya jelas Novan berdecak, "Lo nggak ngotak, anjing, mau nitip duit di gua sampe satu miliar!" katanya ketus membuat Agis menghela nafas.

"Pan, bahkan isi ATM itu 34 miliar aja lebih." ucap Agis membuat Novan makin pening saja dengarnya, "Lu nggak kebayang kan sekaya apa bokap gua? Itu tuh baru ATM yang diwarisin ke gua, belum lagi gua punya ATM lain buat nabung, nyokap juga nyuruh gua buat ATM lain biar bisa diisi duitnya dari dia dan itu harus beda dari duit bokap. Gua nitip ke elu karena gua tau kalau gua bikin ATM baru ntarnya tetep bakal diambil bokap karena itu duit dia dan dia tau gua otaknya licik, lagi pula kalau ada lebihnya pasti gua kasih ke elu juga." lanjutnya menjelaskan.

"Lo yakin banget sama rencana lo ini? Gimana kalau memang ujungnya sesuai sama rencana lo yang sebelumnya? Urusan lo bakalan selesai sama Putri pas anak lo lahir?" tanya Novan mencoba bersabar dengan jalan kerjanya otak Agis.

Fight For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang