43° Cemasnya Agis

177 43 8
                                    

Fight For It
-




Mendekati ulang tahunnya Mutiara, Putri tiba-tiba dikejutkan dengan kabar Ayangnya Agis itu sudah bisa berjalan. Ada video yang secara pribadi yang dikirim oleh Agis, Jeje dan Yusi. Ada juga Putri lihat di story WhatsApp teman-temannya yang lain.

Tak bosan menontonnya, Putri setiap ada kesempatan di waktu senggang selalu melihat semua video perkembangan Mutiara dari Agis dan teman-temannya berikan. Lelahnya terbayar, semangatnya juga bertambah.

Masa training sudah habis, Putri bahkan sudah beberapa kali terbang ke beberapa kota. Ia mendapat pujian bagus dari pramugari senior dan juga pilot setiap kali selesai kerja, hatinya menghangat dan juga lega. Kekhawatirannya selama ini sudah terpenuhi, Putri tinggal berpikir berapa lama ia tinggal dan kapan seharusnya ia pulang.

"Keren, adik kamu udah bisa jalan aja." celetuk seseorang dari samping Putri, cewek itu yang sedang menikmati kesendiriannya di restoran hotel lantas menoleh mendapati si pilot yang menjadi partner terbangnya kali ini.

Namanya Justin, kebetulan persisnya dia si anak orang kaya yang Ayahnya punya hubungan dekat dengan CEO maskapai yang memperkerjakan Putri. Sifatnya tak beda jauh dengan Agis, mungkin yang membedakan si Justin ini lebih ganteng saja dari suaminya itu.

Dan, ya, semua orang tahu Mutiara sebagai adiknya Putri. Ini demi keselamatan dirinya untuk tetap bertahan dengan pekerjaannya sekarang, Putri bukan karyawan tetap makanya masih harus menyembunyikan identitas aslinya. Sama seperti Agis di kampus, keduanya selalu bilang Mutiara adalah adik keponakan mereka yang lumayan dekat dengan mereka.

"Iya, Pak. Lucu kan?" kata Putri sambil memperlihatkan video yang sedang ia tonton pada Justin, laki-laki tersenyum dan mengangguk-angguk.

"Lucu banget. Umur berapa?"

"Bulan ini satu tahun, Pak."

"Wah, cepet banget ya."

"Nggak kerasa sih, Pak, tiba-tiba aja udah mau satu tahun. Padahal kalau diingat-ingat perjalanannya, lama banget, banyak lika-likunya." ucap Putri lalu mematikan hapenya, biar nanti lanjut nonton lagi waktu di kamar hotel.

Justin terkekeh dengarnya, "Kamu ngomong begitu serasa kamu Ibunya aja." katanya bercanda, mendengarnya Putri tertawa canggung.

Itu seperti sarkasme jika saja Justin tahu yang sebenarnya.

"Oh iya, kamu udah makan? Meja kamu kosong gini, mau pesan bareng?" ucap Justin ramah.

Putri tersenyum, "Boleh. Emang belum pesan kok, Pak."




Fight For It
-




"AAAAWWWW!! AYAAAAAANG, MAMA TELEPON NIIIHHH!!" jerit Agis tanpa dosa berlarian menyebrang dari rumahnya ke rumah Dimas. Putri sampai tertawa mendengar itu, Agis masih tetap Agis yang selalu excited dalam hal apapun.

Mutiara yang sedang berjalan di teras rumah Dimas lantas menoleh, matanya melebar melihat Papanya datang. Tangan mungilnya itu merentang merasa akan di gendong, namun Agis justru berjongkok dan memeluk peri kecilnya itu.

Dimas dan juga Mamanya yang sejak awal mengawasi Mutiara bermain di teras rumah lantas tersenyum melihat kedatangan Agis, habis itu keduanya mengobrol saja sambil menunggu Agis dengan Mutiara selesai berbicara dengan Putri.

"Ayaaaang! Mama kangeeenn!!" ucap Putri ketika wajah Agis dan Mutiara sudah memenuhi layar hapenya, Agis tersenyum melihat Putri manyun di sana.

Fight For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang