09° Rumah Sakit

266 61 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Yusi tersentak ketika tak sengaja berpapasan dengan Agis yang tiba-tiba datang di ambang pintu kelas, keduanya yang tak dekat itu langsung reflek mundur memberi jarak dan terkekeh canggung.

"Sori kalau ngalangin jalan, tapi boleh nanya?" ucap Agis membuat Yusi mengangguk, "Putri ada? Tolong panggilin, gua ada urusan." katanya membuat Yusi menghela nafas.

"Putri nggak sekolah, dia masuk rumah sakit." ucap Yusi menjawab membuat Agis melebarkan matanya, "Tadi pagi Kakaknya datang bawain surat izin, Putri demam sama maag akut sampai masuk rumah sakit. Pasti ini gara-gara Resti." katanya lagi.

Agis meneguk ludahnya, "Sori, nama lo siapa? Gua Agis." katanya membuat Yusi tersenyum remeh.

"Iya, tau, di sekolah siapa sih yang nggak tau Agis? Btw, gue Yusi." kata Yusi menjawab membuat Agis terkekeh canggung.

"Coba keluar, biar enak gua nanya laginya." ucap Agis sambil mundur ke samping pintu, Yusi mengangguk kecil lalu berpindah.

Keduanya lalu berdiri di depan kelas, Yusi menghela nafas sambil menyandar ke tembok kelas di belakangnya dan begitu pula Agis.

"Lo deket sama Putri?" tanya Agis kemudian, mendengarnya Yusi tersenyum miris lalu menggelengkan kepalanya.

"Bukan nggak deket, tapi Putri sendiri yang menutup diri biar gue nggak deket. Atau mungkin satu kelas juga bingung cara deketin Putri kayak gimana, dia secuek itu." ucap Yusi menjawab, "Kalau kerja kelompok juga dia suka mau dapat bagiannya sendiri, dia nggak pernah mau gabung buat ngerjain bareng-bareng ke suatu tempat."

Agis menipiskan bibirnya, "Sebelum sekarang ke rumah sakit, Putri gimana di kelasnya?"

Mendengar pertanyaan itu, Yusi tersenyum miris. Ingat lagi sikap sok kuat Putri ketika menolak semua pemberiannya, padahal Yusi hanya ingin peduli dan juga mengajak Putri berteman.

"Putri jarang makan semenjak digangguin Resti, uang jajannya ludes di abisin cuma buat bayarin makan Resti sama temen-temennya. Gue emang nggak deket sama Putri, tapi gue pernah denger kalau dia tipe orang yang rajin menabung padahal uang jajan pemberian Ayahnya nggak pernah banyak. Putri ke sekolah selalu bawa uang 20 ribu, nggak lebih, nggak kurang. Kadang kalau uangnya lagi pas-pasan buat ongkos pulang, pas mesenin makanan buat Resti sama temen-temennya, Putri sampe ngutang ke warung kantin. Gue tau karena gue ngikutin dia ke kantin, terus balik ke kelas duluan buat simpen roti di atas mejanya, tapi nggak pernah dia makan dan malah dia kasih ke gue lagi. Padahal dia nggak tau aja semua makanan itu dari gue." ucap panjang Yusi membuat Agis menghela nafas.

"Gue boleh minta tolong sama lo, Yus?" tanya Agis membuat Yusi menoleh dengan wajah herannya.

"Minta tolong apa?" tanya balik cewek itu.

"Tolong tetap baik sama Putri, tolong berusaha jadi temennya Putri. Mungkin dia nggak pernah nunjukin, tapi dia butuh temen, Yus. Minta tolong ya?" katanya membuat Yusi terkekeh remeh.

Fight For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang