Prolog : Singkat, dan Bermakna

19.7K 833 34
                                    

Hallo! Selamat datang di cerita baru aku—!

Setelah namatin cerita Aslan beberapa bulan yang lalu, otak aku mentok, ditambah males banget nulis.

Sekarang aku mau comeback, dengan cerita baru yang lebih fresh, dan tentunya punya karakter cowok yang bucin abis!

Genre: Dark Romance, Teenfiction, Frienship.

Selamat membaca, jangan lupa vote dan comment. Jika berkenan, tolong share ke media sosial kalian ya!

•••

Prolog : Pandangan yang Membekas.

Cafe Cobalt tampak ramai di penuhi pengunjung. Letaknya yang strategis di tengah kota, membuat Cafe yang baru di buka beberapa bulan itu mudah di temukan. Rata rata dari mereka adalah para remaja sekolah menengah atas, yang menghabiskan waktu sore hari sepulang sekolah dengan nyantai sembari meminum kopi.

Seperti kelima inti Ar'Zeco contohnya. Kelima lelaki berwajah rupawan itu duduk di sebelah utara cafe, yang di atasnya terdapat AC menyala. Sengaja memilih tempat itu, dengan tujuan untuk ngadem kalau kata Jaya.

Terdiri dari Khages, sang ketua Ar'Zeco. Lalu, Gema si tangan kanan. Dan tiga inti lainya, Dermaga, Vello, dan Jaya.

"Kapan-kapan ajak anggota lain nongkrong di cafe ini Ges, kasian mereka nongkrong di Warbinem mulu," kata Dermaga seraya mulutnya tertawa kecil.

Warbinem adalah singkatan dari Warung Bi Inem, letaknya persis di belakang sekolah. Karena itu pula Warbinem di jadikan markas ke dua oleh anggota Ar'Zeco.

Mereka jarang nongkrong di cafe atau restoran, karena memang tidak semua anggota Ar'Zeco kaya harta. Mungkin bagi anggota inti, mereka semua memang anak konglomerat jadi bukan masalah besar jika ganti tempat tongkrongan di cafe dan mentraksir seluruh anggotanya setiap nongkrong. Sayang sekali, beberapa anggota menolak dengan alasan tidak enak.

Jika di Warbinem di traktir oleh kelima inti Ar'Zeco mungkin para anggota akan dengan senang hati menerima, karena harganya makanan di Warbinem terbilang cukup ramah di kantong.

Lagipula, jika mereka berganti tempat singgah di Cafe, rasanya akan menganggu kenyamanan cafe. Sekali kumpul, meskipun tidak dengan anggota lengkap, Ar'Zeco banyak, dan terlampau ricuh.

"Ajak aja," balas Khages singkat.

"Ajak mengajak mah gampang, apalagi kalau sponsor kita yang nyuruh," Jaya menaik turunkan alisnya menggoda sang ketua. Tetap saja, yang dilakukan oleh lelaki berkulit sawo matang itu tidak membuahkan hasil, karena Khages hanya merespon dengan lirikan singkat tak bermakna.

Karena dia Khages, bukan tipikal lelaki ramah, bukan juga dingin.

"Ah, gampang banget ini cewek gue baperin. Gak seru!" celetuk Vello kesal, setelah menilik layar ponselnya dan mendapati pesan salah satu gadis yang sedang ia dekati ternyata mudah baper padanya.

"Dasar kang buaya," sinis Jaya.

Sudah hafal dengan tabiat Vello yang selalu mengoleksi para gadis untuk di jadikan kekasih. Tampangnya yang rupawan membuat Vello dengan mudah membaperi gadis.

Tapi jangan salah, setelah ia berhasil membuat para gadis baper, dengen entengnya Vello menghempaskan mereka.

Memang, iblis penggoda perempuan kalau kata Jaya.

"Hp Vello, udah kayak asrama putri aja," ungkap Dermaga setelah melirik ponsel Vello.

"Ck! Kepo aja lo," desis Vello.

PsycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang