03. Janji Paten

10.1K 633 17
                                    

Segala perkataan buruk yang aku dapatkan, telah menjadi motivasi kuat di dalam hati.

•••

Semager apapun kalian, tolong banget gerakin jempol kalian untuk tekan bintang di pojok kiri sebelum membaca. Tolong kerja sama-nya, bolo!

•••



Chapter 03. Janji Paten

Semilir angin sore menerpa wajah putih Joyline. Dengan berat hati, Joyline bersedia di antar pulang oleh Khages. Mempertimbangkan segala konsekwensinya, apalagi mengingat lelaki itu telah mengklaim Joyline seenak jidat.

Untuk pertama kalinya, ada orang lain yang menumpaki jok belakang motor keramat Khages. Dan itu adalah Joyline, gadis angkuh yang berhasil merebut hatinya dalam sekali pandang.

Di tengah tengah mereka, ada tas Joyline yang dijadikan sekat oleh gadis itu. Ia masih tidak sudi menempel pada lelaki aneh semacam Khages.

Entah Joyline atau Khages yang aneh disini.

Oh, perihal tentang pengklaiman yang Khages ucapkan secara tiba tiba tadi, tentu saja tidak disetujui oleh Joyline.

Joyline menyerngit kala motor ninja yang ia dan Khages tumpaki memasuki komplek perumahan mewah miliknya, padahal ia belum memberitahu lelaki itu jalan menuju rumahnya, bagaimana Khages tahu?

"Kok lo tau jalan rumah gue?"

Khages memelankan kecepatan motornya saat mendengar Joyline berucap. "Apa yang aku gak tau soal kamu?" balas lelaki itu sedikit berteriak, agar gadisnya tidak kesulitan mendengar apa yang ia ucapkan.

Joyline berdecih, "Gema kan yang kasih tahu lo?"

"Enggak. Dia gak ada bilang apa apa. Semua tentang kamu, aku cari tahu sendiri. Bahkan yang Gema gak tahu, aku tahu."

Semua yang berkaitan dengan Joyline, Khages pasti mengetahuinya. Sudah jelas dengan kekayaan hartanya yang melimpah, serta pengaruh besar milik papanya yang membuat ia mudah mencari informasi tentang gadisnya, dari hal terkecil sekalipun.

Joyline bergidik mendengar jawaban dari Khages. "Jav, lo nguntit gue ya?!" serunya.

Khages terkekeh tipis. Ada yang unik dari Joyline, gadis itu memanggilnya dengan 'Jav'. Padahal, sedari kecil semua orang memanggilnya Khages, bukan nama tengahnya.

Namun dengan panggilan Joyline yang berbeda kepadanya, membuat Khages merasa spesial. Ia suka panggilan berbeda yang Joyline berikan.

"Kalau kamu pengen tahu, aku lebih dari itu, baby."

"Baby baby, pala lo babi!" dengan kesal Joyline menggeplak helm lelaki di depannya itu. Ia tidak menyukai panggilan yang Khages sematkan ketika berbicara kepadanya sedari tadi.

"Jaga omongan lo ya! Sok banget lo, gue gak kayak cewek lain yang bakal keplek-keplek sama lo. Asal lo tau, pesona lo gak ada sama sekali di mata gue, sialan!" lanjut gadis itu sebal. Tidak peduli Khages akan marah dan menurunkannya di jalan. Lagi pula, jarak rumahnya sudah dekat.

Khages tiba tiba menghentikan motornya di pinggir jalan. Ia melepas helm, kemudian berbalik. Menatap Joyline dengan raut wajahnya yang datar.

"Tapi pesona kamu yang luar biasa di mata aku. Jadi, izinin aku berjuang buat kamu dengan caraku sendiri. Tanpa adanya penolakan yang buat aku marah, bisa?"

PsycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang