18. Rasa itu Tumbuh

2.1K 126 15
                                    


HELLOOOOWWW

terhitung satu tahun aku g update, selain karena kesibukan kuliahku yang makin padat, aku juga lagi dalam keadaan g mood nulis waktu itu.

tapiii sekarang aku usahain buat update karenaa mood nulisku kembaliiii. doain yaaaaa semoga sampai tamat mood nulisku tetap bertahan.

masih ada yang nungguin cerita ini lanjut ga? aku lebih suka antusias kalian sebagai semangat nulisku sih!

apresiasi aku yaaa hehe.

•••

Senyumnya membuat candu, tawanya membuatku mabok kepayang.

•••

8. Rasa itu Tumbuh

Setelah insiden di kantin, Khages mengangkat tubuh Joyline secara paksa, sebelum gadis itu melakukan sesuatu kepada Angela. Ia tidak ingin Joyline menjadi pusat perhatian dalam situasi yang buruk. Khages tahu, Joyline bisa bertindak lebih, meskipun itu di depan umum.

Biarkan nanti saja mereka membalas perbuatan Angela yang sudah terlewat batas.

Khages mendudukan Joyline di kursi mobilnya dengan lembut. Ia menyingkirkan anak rambut gadis itu yang menutupi wajahnya yang cantik. Dielusnya pipi Joyline yang masih terdapat noda orange ulah Angela.

Mata gadis itu masih memerah, Khages bisa merasakan aura yang terpancar dari Joyline tampak menggelap.

"Kita balas nanti," kata Khages, ia mengecup dahi Joyline dengan lembut. Kemudian lelaki itu berjalan mengitari mobilnya, ia mengambil kain lembut yang ada di bagasi.

Ia menyampirkan kain tersebut di bahu Joyline, kemudian mengelap wajah gadis itu menggunakan tisu.

"Jav," Khages berdehem, suara lirih dari gadis yang ia cintai itu membuat hati Khages merasa aneh.

"Mami gue nggak bunuh diri," lanjut gadis itu, ia menatap manik Khages dengan begitu dalam.

Khages mengangguk, "Gue tahu, cewek itu salah. Mami lo nggak bunuh diri," katanya menvalidasi.

Joyline tidak menangis, namun wajah dan matanya tampak semakin memerah. Khages tahu, gadis itu tengah menahan tangis serta amarahnya yang bergabung menjadi satu.

Sudah di katakan, Khages mengetahui dengan rinci apa yang terjadi di kehidupan Joyline sebelumnya. Orang kepercayaa Khages berhasil menggali informasi mengensi gadisnya ini secara mendalam.

Nampaknya Angela salah telah membuka luka lama Joyline naik kepermukaan, karena bukan hanya Joyline yang merasa murka, melainkan orang-orang terdekatnya juga. Terlebih lagi Khages.

Lelaki itu menarik Joyline dalam rengkuhannya, "Nangis, Ly. Jangan di tahan. Sekarang ada gue," tangannya bergerak mengelus surai Joyline.

Joyline memejamkan matanya erat. Untuk sesaat ia menyadari keberadaan Khages di dekatnya memang berarti. Ia dapat merasakan hatinya menghangat dan merasa lega.

Tangan gadis itu membalas rengkuhan Khages, air mata yang sudah lama sekali tidak keluar dari kelopak matanya kini meluruh, membasahi pipinya yang memerah.

Isak tangis keluar dari mulut Joyline. Meskipun tidak mengatakan apa apa, Khages tahu bahwa gadis ini memabg sedang rapuh. Trauma yang mendalam membuatnya begitu sensitif, terlebih jika ada yang meyangkut pautkan dengan mendiang maminya.

PsycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang