06. Keturunan Erlangga

7.3K 477 82
                                    


Beberapa dari mereka tidak akan faham, apa artinya kekurangan.

•••


BARANGKALI ADA YANG LUPA ALUR KARENA LAMA GA UP, BISA BACA ULANG PART SEBELUMNYA YAAA!

•••

06. Keturunan Erlangga

Remaja tampan itu melangkahkan kakinya penuh irama, mengeluarkan bunyi ketuk di penjuru lorong megah yang sepi. Tanganya yang penuh urat ia masukan kedalam celana abu abu yang dikenakan. Pandangan mata yang begitu tajam, serta aura dominan yang ia pancarkan mampu membuat beberapa pengawal dan pelayan yang berpapasan dengannya menunduk.

Waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari, namun Khages baru saja tiba di mansion megah milik keluarga Erlangga.

"Anda pulang, tuan muda?" kejut Herga. Lelaki berusia tujuh belas tahun yang mengabdikan dirinya kepada keluarga Erlangga. Usianya satu tahun di bawah Khages, namun ia sudah mendampingi Khages dari lama.

Herga, lelaki yang dibekerjakan oleh Tuan Erlangga—papi Khages, untuk selalu membantu anaknya dalam urusan apapun. Sedangkan ayah dari Herga sendiri yaitu Bima, adalah tangan kanan Tuan Erlangga.

Sesuatu yang jarang terlihat apabila Khages pulang ke mansion. Karena biasanya, lelaki itu menghabiskan waktu di markas Ar'Zeco.

Khages melirik Herga kemudian berdehem singkat.

"Ah, tentang infomasi yang tuan muda inginkan terkait gadis itu. Tuan Erlangga bertanya kepada saya," beritahu Herga. Beberapa hari yang lalu, Khages memberinya perintah untuk mencari informasi lengkap seorang gadis.

Setelah Herga mendapatkanya, dan memberikan semua berkas informasi itu kepada Khages. Tuan Erlangga yang mengetahui sontak langsung bertanya kepada Herga.

"Apa yang papi tanyakan?"

"Tuan Erlangga bertanya kenapa anda membutuhkan informasi tentang gadis itu," balas Herga.

"Beliau mengira tuan muda akan menjadikan gadis itu sebagai korban anda," lanjut lelaki itu.

Khages terkekeh singkat, "Herga, apakah lo percaya kalau gue bilang lagi terpikat sama cewek?"

"Mungkin saja. Tuan Khages masih normal, saya tidak terkejut apabila anda menyukai seorang gadis. Lain hal kalau sebaliknya,"Herga menjawab datar. Tapi jawaban dari lelaki itu membuat Khages menendang tulang keringnya keras, membuat Herga sontak meringis.

Dark humor yang Herga layangkan sama sekali tidak membuat Khages tertawa.

"Maaf, tuan." Herga menunduk hormat.

"Jadi, apakah gadis itu telah membuat hati anda berdebar?" Herga bertanya penasaran. Jarang sekali Khages membahas tentang gadis bersamanya.

Membayangkan Joyline membuat senyum Khages terbit dengan tipis. "Sangat," sahut lelaki itu.

Herga tersenyum tipis, turut senang dengan perkembangan tuan mudanya itu.

"Papi dimana?" Lupakan tentang pembahasan tadi, Khages bertanya. Niat kedatanganya ke mansion memang untuk bertemu papinya.

"Di ruang kerjanya."

Khages mengangguk, baru saja ia akan melangkahkan kakinya menuju ruang kerja sang papi yang terletak di lantai dua, terakan seorang wanita menghentikan langkahnya.

"YAAMPUN KHAGES!" Wanita dengan piyama yang membalut tubuh bagusnya itu berteriak seraya menghampiri putra semata wayangnya.

Ia memeluk erat Khages, "Baru ingat rumah, kamu?" sinisnya, saat pelukan terlepas.

PsycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang