13. Lily

4.1K 270 93
                                    

Bahkan, lidah manusia lebih berbahaya dari bisa ular.

•••

    SPAM KOMENN YUUU!!!

13. Lily

Sabtu pagi, motor besar berwarna hitam legam itu memasuki kawasan perumahan elite ibu kota. Jalanan nampak sepi, hanya ada beberapa anak remaja sedang lari pagi.

Setelah menghabiskan malam dikediaman Feriatama, gadis bersurai coklat terang itu memutuskan untuk pulang keesokan harinya. Terhitung sudah keempat kalinya ia menempati jok motor kesayangan ketua Ar'Zeco.

Khages melambatkan laju motornya ketika sampai di depan mewah bergaya klasik yang menjadi kediaman gadisnya. Tangan lelaki itu menjadi pagangan saat Joyline turun dari motor. Perlu diketahui, bahwa kepulangannya bersama dengan lelaki ini merupakan sebuah paksaan.

Khages membantu melepaskan helm berwarna biru yang melekat di kepala Joyline. Kemudian merapikan rambut gadis itu yang sedikit berantakan.

"Udah sana," usir Joyline. Tangannya bergerak seolah sedang mengusir ayam.

"Lo masuk dulu, baru gue pergi," kata Khages, tangan lelaki itu bersangga pada stang motor kebanggaannya.

Joyline mengedipkan matanya malas, bahunya mengacuh tak peduli. Gadis itu berbalik badan, menuju pintu rumah mewahnya.

Hendak saja Khages menyalakan mesin motornya kembali menjadi urung ketika mendengar suara bentakan dari seorang lelaki paruh baya yang keluar dari rumah Joyline.

"BAGUS! PAGI BARU PULANG! KEMANA AJA KAMU?!!"

Joyline memejamkan matanya sesaat karena terkejut. Baru saja ingin membuka handle pintu, sudah terbuka lebih dulu dan menampilkan sesosok pria bangka yang sialnya berstatus sebagai ayah kandung Joyline itu.

"Kemana aja hah? Berniat seperti ibumu yang hobi ngejalang?"

Joyline mengepalkan tanganya erat. "Gak usah bawa bawa Mami," katanya dingin.

"Halah, kamu dan mami—

"Om, cukup."

Ucapan Joshua terhenti ketika suara dingin tiba tiba menyelanya. Dipandangnya wajah lelaki yang tiba tiba sudah berdiri di tengah tengah antara dirinya dan sang anak perempuan.

Joyline berdecak kecil, kemudian ia menarik tangan Khages agar menghadap ke arahnya.

"Pergi, Jav."

"Siapa lelaki ini?!" Joshua berusaha menyingkirkan Khages dari hadapannya agar bisa berbicara dengan Joyline.

"Jav, gue mohon lo pulang sekarang!" tekan Joyline tajam.

Tapi Khages tak merespon apapun, ia malah memandang Joshua begitu tajam menggunakan leser matanya yang legam.

Joyline menghela nafas, dengan senyum tipis yang membingkai bibirnya, ia menarik ujung jaket yang Khages kenakan, "Jav, temenin gue jalan jalan aja, yuk?"

Untuk pertama kalinya Joyline tersenyum kepada Khages. Tapi bukan senyuman seperti itu yang Khages harapkan. Joyline nampak sendu dan getir, membuatnya tak suka. Ia bahkan lebih suka ketika gadis itu berbicara ketus kepadanya darimana seperti ini.

PsycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang