10. Pacar

6K 394 44
                                    

Episode kita memang hanya sebatas bertegur sapa bukan untuk hidup bersama.

•••

WOIII PSYCOUPLE COMEBACK LOH MBA BROOO!!!!

SENENG?

SETELAH OFF WATPPAD 2 BULANAN AKHIRNYA BOSA UPDATE JUGAAA!

VOMEENTTT GAS, CEPET UP PASTI KOK!

•••

Chapter 10. Pacar

Pukul 02.00 dini hari, salah satu arena balap di ibu kota tampak ramai dipadati oleh kaum remaja dari berbagai daerah.

Mereka menanti pertunjukan seru dari dua ketua geng besar yang akan beradu kecepatan di jalanan bersama kuda besi mereka masing masing.

Dibawah rembulan malam, ketua Ar'Zeco itu nampak menawan dengan headband yang mengikat di lingkar kepalanya. Pakaian dengan warna hitam mendominasi, tidak lupa jaket boomber berlambang kuda kebanggaan Ar'Zeco yang melekat pada tubuh atletisnya. Pantulan lampu jalan membuat kalung berbandul kuda sebagai tanda pengenal bahwa Khages adalah pemimpin geng besar itu nampak berkilau.

"Kali ini apa taruhanya?" Dermaga bertanya.

Kelima inti Ar'Zeco, serta beberapa anggota lain berada disana untuk menyaksikan ketua mereka menghadapi rivalnya.

"Masih sama, memangnya apalagi yang diinginkan Ervannjing selain pengunduran diri Ar'Zeco?" sinis Vello. Lelaki itu menyugar rambutnya santai, "tapi gue yakin, sampai kapanpun itu gak akan terjadi."

Sangsekerta Ervano, adalah ketua Dextar. Yang juga termasuk geng motor besar di ibu kota, selalu menganggap Ar'Zeco sebagai saingan dalam berbagai bidang.

Dari kekuatan hingga kepopuleran, Dextar selalu berada dibayang bayang Ar'Zeco. Itulah mengapa, Ervan dan para anggota Dextar lainnya bersiteru dengan Ar'Zeco.

Sejak dari berdirinya kedua geng itu, tidak ada istilah akur untuk mereka.

Dextar yang selalu menginginkan Ar'Zeco mundur. Sedangkan Ar'Zeco yang menginginkan Dextar tidak mengacaukan ketenangan mereka lagi.

"Elo mesti hati hati Ges, Ervan bisa aja pakai cara licik untuk memenangkan balapan kali ini," Gema memperingati.

"Jangan remehin gue," Khages menyeringai tipis. Sekalipun Ervan mengenakan cara yang paling licik dan kotor sekalipun, tidak akan mempengaruhi Khages.

Balapan akan dimulai, Khages sudah siap diatas kuda besi berwarna hitamnya. Helm full-face sudah menutupi kepala lelaki itu.

Disampingnya, terdapat Ervan yang tengah menggeber motornya secara pongah.

"Gue pastikan masa kejayaan Ar'Zeco akan berakhir hari ini," lelaki itu tersenyum culas.

Khages hanya diam dengan pandangan lurus ke depan. Tidak ada untung baginya melayani omongan manusia seperti Ervan.

Wanita berpakaian seksi berdiri didepan mereka. Mengibarkan bendera berwarna hitam menjadi pertanda balapan akan segera di mulai.

Kericuhan mulai terjadi, banyak orang yang meneriaki nama Khages dan Ervan secara bersautan.

PsycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang