17. Anak Napi

2K 112 12
                                    

Hidup memang perjuangan, dan perjuangan adalah pencapaian.

•••

7. Anak Napi

"Woi udik! Sini lo!"

Lelaki berbadan besar itu menghentikan langkahnya mendadak kala mendengar panggilan 'khas' dari salah satu orang yang tengah duduk di antara lima orang lainnya. Ia mendekat dengan sedikit gemetar kearah tempat mereka duduk.

Vello selaku empu yang memanggilnya kembali membuka mulut, "Cepetan!"

Kelima inti Ar'zeco akan menghabiskan waktu istirahat di kantin, alih alih di Warbinem seperti biasa.

"U—udin Ka. " lelaki itu membenarkan panggilan namanya yang salah.

Vello melirik badge name yang ia panggil 'udik' itu, disana tertulis Udin Amamsyah.

"Dih, parah lu Vel. Nama orang di melencengin, " Jaya menggeplak kepala Vello pelan seraya terkekeh.

"Sakit anjing! " Vello membalas Jaya dengan geplakan yang lebih keras.

Jaya mengaduh, ia mengusap-usal kepalanya yang berdengung akibat geplakan dari lelaki buaya disebelahnya itu.

Dermaga mendengus, "Beliin kita soda," perintahnya, mengatakan alasan Vello memanggil lelaki bernama Udin itu.

Khages memberi selembar uang berwarna merah kepada Udin. Tanpa membantah, lelaki berbadan gempal itu langsung pergi membeli soda pesanan para inti Ar'zeco.

Dermaga melirik ponsel Vello yang berada diatas meja, ada telfon dengan nama 'sayang 11'. Sudah tidak heran lagi.

"Mau mecahin rekor lo?" tanya Dermaga.

Vello menolak panggilan dari pacar nomor sebelasnya. Ia tertawa pelan mendengar pertanyaan dari Dermaga, "Tunggu nemu yang cocok dulu lah," balasnya.

Jaya berdecak, "Umur segitu memang lagi bajingan-bajingannya. "

"Sirik aja lo item,"

"Anying, body shamming mulu lo sama gue! "

Padahal Jaya tidak sehitam itu, dia kulitnya eksotis tapi sangat manis apalagi senyumnya yang begitu menawan. Memang dasarnya Vello yang selalu mengata-ngatainya hitam.

Udin sudah datang membawa lima soda, ia meletakanya diatas meja. "Kembaliannya.... "

"Ambil."

Balasan dari Khages mengurungkan tangan Udin yang akan meletakan sisa uang dari pembelian soda, ia tersenyum senang. Setelah mengucapkan terima kasih, lelaki itu pergi menjauh.

Khages membuka soda miliknua, kemudian meneguk minuman itu hingga tersisa setengah botol.

Hingga suara pekikan dari pintu masuk kantin membuat atensi mereka teralihkan. Bukan hanya kelima inti Ar'zeco, tetapi juga semua siswa yang berada di sana.

"Ada apa tuh," kepo Jaya, ia berdiri untuk melihat apa yang terjadi, "Bos! neng Joyline, bos!"

•••

"Kemarin elo beneran kencan sama Khages Joy?"

Terhitung itu adalah pertanyaan kesepuluh yang Fera tanyakan kepada sahabatnya, dan sepuluh kali pula jawaban yang ia dapatkan hanya gelengan kepala.

"Serius anjir!" pekik Joyline.

Gadis itu berdecak, "Serius!"

"Tapi di forum ada foto lo yang jalan berdua sama Khages, mana baju lo effort banget lagi. Ngaku aja kenapa sih!" Fera mengeluarkan unek uneknya.

PsycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang