m e e t y o ú a g a i n

18 9 13
                                    

Samuel mendengar segala percakapan Minho waktu itu. Percakapan dengan seorang perempuan yang ia kira adalah istri dari Minho. Yah, anggap saja begitu. Samuel sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan urusan pribadi orang lain. Jadi ia tidak peduli apakah perempuan yang bersama Minho di bandara waktu itu adalah istri dari Minho atau bukan. Samuel hanya ingin menggali mengenai masa lalunya. Dan jika perempuan di bandara itu memiliki hubungan dengan Minho, maka mungkin saja perempuan itu juga tahu mengenai masa lalu Samuel.

Kemudian semalam, Mr. Lai juga telah mengakui beberapa hal. Benar, bahwa nama aslinya adalah Hwang Hyunjin. Segala identitas dan segala sesuatu yang berhubungan dengan ayah kandungnya juga dihilangkan tanpa jejak. Juga benar bahwa dirinya telah menjalani sebuah proses medis untuk menghilangkan ingatan. Tapi untuk alasan-alasannya, Mr. Lai tetap memilih untuk bungkam. Katanya, hanya itu bantuan yang dapat diberikan sebelum Mr. Lai menyodorkan sebuah surat pengunduran diri kepadanya.

Hyunjin masih ingat sekali apa yang dikatakan oleh Mr. Lai semalam,"saya telah berjanji untuk setia kepada Nyonya Geanna, Tuan. Jika tidak, saya harus mati. Dengan memberitahukan beberapa hal tadi kepada Anda, itu artinya saya telah mengkhianati Nyonya. Dan itu artinya saya harus membunuh diri saya sendiri."

Lantas ketika Samuel bertanya alasan Mr.Lai memberitahukan fakta tersebut kepada Samuel, lagi-lagi jawabannya membuat Samuel bungkam.

"Karena saya ingin, Anda menemukan takdir Anda yang sebenarnya. Ya, perempuan yang bersama tuan Lee Minho itu adalah kunci utamanya. Saya tidak ingin anda menjadi seperti Nyonya Geanna. Saya tahu, dibalik seluruh sikap kerasnya begitu, Nyonya Geanna masih memiliki sisi baik. Namun keadaan memaksanya menjadi seperti itu. Jadi Tuan, tolong temukan akhir bahagia ya? Saya tahu sebenarnya saya tidak berhak untuk memohon seperti ini, tapi saya mohon, jangan buat kematian saya sia-sia."

Maka disinilah Samuel sekarang, di bandara Pulau Jeju. Ia datang agak sedikit terlambat karena ia harus melakukan pemakaman untuk Mr. Lai terlebih dahulu. Tetapi, Samuel sudah melakukan reservasi pada salah satu kompleks mansion di Jeju. Kompleks yang sama dengan yang di reservasi oleh Lee Minho. Oh ayolah, jangan tanya lagi darimana Samuel tahu mengenai hal ini. LMH Corporation memang sangat kuat, tapi jangan ragukan pula kekuatan dari seseorang dengan nama belakang Mareno.

Setelah mengangkat kopernya ke dalam automatic car, Samuel mengoperasikannya untuk mengantar dirinya ke alamat yang ia tuju. Ya, Samuel memang hanya pergi sendirian. Tanpa pengawal atau asisten pribadi. Selain karena ingin tenang tanpa pengawalan ketat, Samuel juga merasa tidak akan ada yang bisa menjadi pengawal pribadinya selain Mr. Lai. Tapi, Mr. Lai telah tiada. Oh ya, meskipun sudah mengetahui nama aslinya, rasanya Samuel masih tidak biasa untuk menyebut dirinya sendiri 'Hyunjin'. Karena 3 tahun belakangan ini, ia selalu mendengar dan membaca namanya yang tersebar di seluruh penjuru dunia sebagai Samuel Eugene Mareno.

Mansion yang akan menjadi tempat tinggal Samuel di Jeju terlihat cukup sepi, tenang, dan jauh dari kerumunan. Karena hanya berjumlah sekitar 10 mansion, hanya kalangan atas pula lah yang dapat tinggal di mansion ekslusif ini. Setelah memarkirkan mobilnya dengan benar, Samuel memerintahkan salah satu pelayan yang ada di Mansion untuk membawa barang-barangnya ke dalam mansion. Yah, sebenarnya Samuel lelah sih. Tapi pemandangan pantai yang ia lewati tadi jauh membuatnya penasaran sehingga ia memilih untuk mengurungkan niatnya untuk beristirahat.

Samuel berjalan sambil menghirup udara banyak-banyak. Jadi, ide untuk berlibur rupanya tidak buruk juga. Setelah melepas alas kaki yang ia pakai, Samuel mulai berjalan mendekati pantai. Ombak tenang membilas kaki telanjangnya. Awalnya biasa saja, Samuel merasa rileks dengan suasana ini. Tapi tiba-tiba perasaan aneh menyergap dirinya. Kepalanya terasa sakit.

Pantai. Gelato. Seorang perempuan berambut panjang. Hamparan luas. Sebuah ciuman. Semua bayangan itu terus bertabrakan dalam kepalanya, namun samar.

"Argh." Samuel mengerang sambil menyeret dirinya untuk keluar dari ombak pantai.

Miraculous 2: Repeat The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang