Nat sudah bisa menerima takdirnya yang ditinggalkan Riko di hari pernikahannya.
Kali ini Nat harus menghadapi keluarga dari pihak papa dan mamanya yang saat ini sedang mengintrogasi Nat.
"Kamu tahu 'kan Nat kalau di keluarga kita, siapa pun yang batal menikah, dia harus mendapatkan calon suami lagi dalam waktu 67 hari. Kalau enggak, mempelai yang ditinggalkan, bakalan enggak akan mendapatkan jodoh seumur hidup."
Kakak tertua Rudi yakni Rusman menatap keponakannya. Pria paruh baya itu tidak mau jika keponakannya tidak mendapat jodoh seumur hidup. Sebagai anak perempuan satu-satunya dari adiknya, Rusman tentu saja akan mengusahakan banyak hal supaya Nat mendapatkan jodoh.
"Paman, itu hanya mitos semata. Enggak akan terjadi sama Nat." Sebagai orang modern, tentu saja Bisma tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh pamannya. Pria itu tidak mau adiknya yang masih mengalami trauma harus dipaksa mencari calon suami lain.
"Paman juga berharap ini adalah mitos, Bisma. Tapi, ini sudah terjadi di keluarga kita. Kamu lihat adiknya nenek kamu, meninggal tanpa pasangan. Adik perempuan kami juga meninggal tanpa pasangan. Belum lagi dari keluarga lainnya yang juga sepupu-sepupu paman, mengalami hal yang sama. Kita enggak boleh anggap ini remeh," ujar Rusman panjang lebar.
"Paman juga setuju dengan yang diucapkan oleh Paman Rusman. Pokoknya Nat harus mendapat jodohnya kembali sebelum 67 hari habis. Kalaupun Nat enggak mau cari jodoh sendiri, biar paman yang mencari jodohnya." Kali ini Romi berujar tegas sambil menatap adik dan keponakannya.
Romi sendiri adalah anak kedua, sementara Rudi adalah anak ketiga. Satu-satunya adik perempuan mereka yakni Salimah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu tanpa pasangan. Salimah juga tidak percaya akan mitos yang terjadi di keluarga mereka. Namun, wanita itu akhirnya membuktikan dengan dirinya sendiri yang tidak menikah seumur hidup karena mengabaikan petuah dari para orang tua. Salimah sendiri ditinggal mati oleh calon suaminya.
Rudi sebagai orang tua Nat juga memiliki ketakutan akan nasib putrinya. Ditatapnya sang putri yang saat ini sedang menundukkan kepala.
"Nat, sebenarnya Papa juga enggak mau mendesak kamu. Tapi, papa juga takut kamu akan memiliki nasib yang sama seperti bibimu." Rudi berucap dengan hati-hati. "Apa kamu bakalan mencari jodoh sendiri atau dijodohkan?"
Nat terdiam sambil menghela napas berat. Rasa sakit di hatinya belum juga reda kini ia diminta untuk segera mencari calon suami. Nat bingung ingin mencari calon suami di mana dalam waktu 67 hari. Sementara ia tidak terlalu mengenal banyak laki-laki. Nat hanya memiliki beberapa mantan kekasih dan ia sudah kehilangan kontak mereka. Belum tentu juga mereka ingin balikan dengan Nat.
"Nat akan mencari sendiri calon suami Nat, Paman, Papa. Tapi, izinkan Nat untuk pergi ke Jakarta, ya? Siapa tahu jodoh Nat ada di sana." Gadis itu menatap keluarganya dengan tatapan memelas. Berada di kota kelahirannya seperti ini membuat Nat tidak nyaman dan merasa sakit hati. Ia tidak bisa melupakan bayang-bayang masa lalunya bersama Riko jika terus berada di sini.
Rudi menatap kedua kakaknya dengan pandangan bertanya. Kemudian, beralih pada kakak dan adik istrinya yang hanya akan ikut saja apa kemauan mereka.
"Kalau begitu papa izinkan kamu untuk pergi ke Jakarta. Lagipula jaraknya hanya beberapa jam saja," putus Rudi. Pria itu tidak bisa untuk membuat putrinya berada di sini yang akan terus membuatnya mengingat tentang laki-laki tidak bertanggung jawab seperti Riko.
"Terima kasih, Pa. Beri Nat waktu 60 hari. Kalau sampai 60 hari Nat belum mendapatkan calon suami, Nat akan menerima perjodohan yang diucapkan oleh Paman Rusman," ujar gadis itu pasrah.
"Tapi, Dek, kamu pergi ke kota mau kerja apa? Sepertinya, kamu bisa kerja di kantoran. Nanti kakak akan tanya sama teman-teman kakak siapa tahu ada pekerjaan yang cocok untuk kamu," ujar Bisma.
Nat tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Terima kasih, Kak. Kak Bisma memang Kakak terbaikku," ucapnya tulus, membuat Nicholas merengut.
"Kamu jangan lupa, Nat, aku ini juga Kakak kamu. Masa iya, kamu hanya mengakui Kak Bisma aja," protesnya tidak terima.
Nat terkekeh menatap Kakak kembarnya. "Iya. Abang juga Kakak terbaik aku," ujarnya, membuat Nicholas menyeringai puas.
Akhirnya setelah diputuskan, Nat akan dipindahkan ke Jakarta dan menempati sebuah apartemen yang merupakan salah satu properti milik keluarga Rudi.
Rudi sendiri memiliki beberapa usaha dan cabang di beberapa daerah. Salah satunya adalah beberapa gedung unit apartemen yang dikelola oleh anak buahnya dan dibantu oleh Bisma. Kantor utama mereka pun berada di Bandung. Tidak hanya itu, Rudi juga membuka usaha oleh-oleh khas Bandung dan tempatnya sudah besar. Puluhan restoran juga dibangun atas nama keluarga Rudi. Tidak hanya usaha oleh-oleh, restoran, minimarket, mereka juga memiliki usaha di bidang resort dan pembangunan. Jadi, keluarga Nat bukan keluarga kaya biasa. Meski begitu, mereka hidup seperti orang normal lainnya. Tidak sombong dan tidak suka pamer pada orang lain tentang apa yang mereka miliki.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAR TARGET (sequel Dilema Istri Kedua)
RandomCover bye @aimeeAlvaro Nathalya Silvia. gadis cantik 24 tahun ditinggal menikah oleh kekasihnya tanpa kepastian. Keluarga Nat--sapaan akrabnya-- yang masih percaya mitos di keluarga besar mereka mendesak Nat untuk segera menikah dan mencari suami...