11: Info dia

2.6K 645 23
                                        

Nat duduk di ruang tengah yang menghadap langsung ke arah layar televisi. Sementara tetangga apartemen saat ini sedang mandi di kamar mandi miliknya yang memang menyediakan water heater.

Sudah beberapa menit berlalu dan pria itu belum juga keluar dari kamarnya. Sementara Nat sendiri yang tidak memiliki aktivitas lebih memilih untuk menghabiskan waktunya dengan menonton kartun yang menjadi tayangan favoritnya.

Tak lama kemudian suara pintu kamar terbuka membuat gadis itu menoleh dan menatap Arga yang keluar dari kamar dengan handuk di atas kepala. Gerakan tangan Arga yang sedang mengeringkan rambutnya berhenti sejenak saat matanya bertemu pandang dengan mata Nat.

"Sudah selesai?" Nat bangkit berdiri menghadap ke arah Arga.

"Sudah. Kalau begitu saya permisi. Terima kasih sudah memberi tumpangan untuk mandi." Arga melempar senyum kecil sebelum akhirnya ia melangkah pergi keluar apartemen diikuti oleh Nat dari belakang.

"Sama-sama, Mas."

"Oh, iya--" tiba-tiba Arga memutar tubuhnya, membuat Nat yang tak siap akhirnya bertabrakan dengan tubuh tinggi pria itu.

"Arh!"

Nat nyaris terjengkang ke belakang sebelum lengan kokoh Arga lebih dulu menahan pinggangnya.

Keduanya saling bertemu pandang selama beberapa detik sebelum akhirnya Nat memisahkan diri dan bergerak 2 langkah ke belakang. Rona merah menjalar di pipinya saat merasakan kedekatan mereka tadi.

"Mas mau bicara apa?"

Nat menelan ludahnya gugup dan menunduk tidak berani untuk menatap wajah Arga. Apalagi saat melihat tetesan air yang jatuh dari rambut pria itu  membasahi handuk yang menempel di pundaknya.

"Saya cuma mau bilang terima kasih atas makan malam yang kamu berikan tadi. Kalau begitu saya permisi dulu," ujar Arga.

Pria itu kemudian berbalik pergi keluar dari apartemen Nat tanpa menoleh ke belakang.

Setelah pintu apartemennya tertutup, Nat segera menguncinya dan bersandar pada pintu, menenangkan debar jantungnya yang berdetak kencang saat posisinya dengan Arga begitu dekat tadi.

Nat mulai berpikir jika tidak mungkin ia bisa jatuh cinta kembali padahal ia baru saja mengalami yang namanya putus cinta. Namun, debar jantungnya saat berada didekat pria itu membuat Nat bingung akan perasaannya sendiri. 

Nat mengangkat bahunya dan masuk ke dalam kamar miliknya. Saat memasuki kamar mandi miliknya, Nat bisa mencium aroma shampo dan sabun yang dipakai oleh Arga.

Tatapan gadis itu mengedar ke area kamar mandi dan tertegun saat melihat kotak peralatan mandi yang tertinggal. Nat ingat jika pria itu tadi masuk ke dalam apartemennya membawa kotak ini.

Ada shampo, sabun cuci wajah, sabun mandi, serta sikat dan odol di dalam kotak tersebut.

"Ketinggalan pasti," ujar Nat pada dirinya sendiri.

Nat kemudian membawa kotak tersebut ke ruang tengah tempat ia duduk tadi. Gadis itu berniat untuk mengembalikan kotak berisi peralatan mandi milik Arga besok pagi saja.  Setelah itu ia kembali ke kamar dan mengambil sebuah laptop miliknya yang dibeli oleh sang kakak kembar sebagai hadiahnya 2 tahun lalu.

"Aku ingat kalau nama pria itu Arga. Aku cari tahu dulu dia."

Nat kemudian mengetik nama Arga di kolom pencarian  hingga ia menemukan beberapa artikel tentang Arga. Ia berusaha untuk mencari tahu tentang laki-laki itu dan tidak membuahkan hasil. Pasalnya, selain bernyanyi dan berakting, tidak ada informasi apa pun tentang kedekatan seorang Arga dengan perempuan. Bahkan, ada gosip yang mengatakan jika pria yang sering disapa Gaga itu seorang penyuka sesama jenis. Nat kurang percaya dengan gosip terakhir.

Setelah beberapa menit mencari informasi tentang Arga, Nat kembali menutup layar laptopnya dan merebahkan kepala di atas kasur.

"Enggak ada info dia dekat dengan perempuan," komentar gadis itu. "Kalau benar, berarti dia pria baik-baik. Apa dia mau sama aku?"

Nat bangkit dari tempat tidur dan menatap dirinya di cermin yang menampilkan seluruh tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Tapi, apa mungkin aku bisa suka sama dia dalam waktu secepat ini?" Nat bertanya pada dirinya sendiri. "Tuhan, tolong kasih petunjuk. Aku enggak mau salah laki-laki lagi. Apa aku cari informasi aja tentang dia?"

"Tapi, menurut data di internet, dia enggak pernah dekat sama perempuan."

"Tahu, ah."

Nat membalikan tubuhnya kemudian kembali ke tempat tidur untuk merebahkan tubuhnya. Nat tidak mau memikirkan apa-apa lagi tentang Arga dan memilih untuk tidur.  Gadis itu berharap semoga saja ia mendapat petunjuk apakah Arga tepat untuk menjadi pendamping hidupnya atau tidak.

Nat tidak mau salah dalam memilih pasangan yang berakhir dengan kesengsaraan lagi. Cukup Riko, laki-laki penghianat itu yang menyakitinya. Ia tidak mau yang lain.



Pagi-pagi sekali Nat sudah bangun dan bersiap untuk berangkat pergi ke kantor.

Gadis itu tidak lupa untuk membuat nasi goreng terlebih dahulu sebagai menu sarapannya pagi ini. Ingat jika tetangga depan apartemennya pasti belum sarapan, Nat memilih untuk memberikan sarapan pada tetangga depannya  lebih dulu sebelum ia berangkat ke kantor.

Setelah menyelempang tas miliknya di pundak, Nat keluar membawa kotak makanan berisi nasi goreng untuk Arga dan tak lupa dengan kotak peralatan mandi milik pria itu yang tertinggal semalam.

Setelah berhasil mengunci pintu apartemen miliknya, Nat menyeberang dan menekan bel beberapa kali hingga ia harus menunggu lama sebelum akhirnya pintu terbuka.

"Selamat pagi," sapa Nat sambil tersenyum manis. "Ini ada kotak makan untuk sarapan Mas-nya dan ini ada kotak peralatan mandi mas yang tinggal di apartemen saya tadi malam."

"Oh, ketinggalan? Saya lupa membawanya kemarin."

Pantas saja saat keluar dari apartemen milik gadis di depannya, Arga merasa ada sesuatu yang ketinggalan.

"Iya, Mas. Tadi malam mau saya antar, tapi berhubung saya kira Mas udah mau istirahat, jadinya saya antar pagi ini."

"Terima kasih kalau begitu. Enggak mau masuk dulu?" tawar Arga.

"Basa-basinya enggak perlu sekarang, Mas. Soalnya saya juga mau berangkat kerja." Nat terkekeh sebelum ia mengangguk sopan dan berbalik untuk pergi.

Setelah Nat pergi, pintu apartemen sampingnya terbuka dan menampilkan sosok Sasha dan sang suami.

"Halo, Bang Gaga!" Wanita dengan perut buncit itu tidak malu melambaikan tangannya pada Arga yang masih berdiri diam di depan apartemennya.

Arga yang namanya disebut menoleh dan melempar senyum kecil sebelum akhirnya ia mengangguk dengan sopan pada pasangan suami istri itu. Arga kemudian masuk ke dalam apartemennya dengan kotak peralatan mandi serta kotak makan yang diberikan Nat padanya tadi.

"Senang kamu lihat artis." Suami dari Sasha menyenggol lengan istrinya dengan wajah cemberut.

"Aku lebih senang lagi kalau lihat wajah kamu, Sayang." Sasha melingkarkan lengannya di lengan sang suami dan mencium pipinya agar tidak merajuk.

"Ya udah kalau begitu, aku berangkat kerja dulu. Kamu pokoknya diam di rumah. Jangan keluar ke mana-mana."

"Siap, Sayang. Istri kamu ini akan stay di rumah. Aku akan masak makanan kesukaan--"

"No! Jangan pernah berpikir untuk pergi ke dapur. Pokoknya aku enggak mau kamu pergi ke dapur dan memasak," cegah pria itu terlebih dahulu.

Sasha mengangguk dengan wajah cemberut karena memang suaminya paling anti membiarkan ia berada di dapur. Bahkan, di dapur ada CCTV guna sang suami memantaunya.

Setelah itu, pria itu pamit pergi dan meninggalkan Sasha yang hanya melambaikan tangan pada suaminya.

KEJAR TARGET (sequel Dilema Istri Kedua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang