35

2.3K 641 18
                                    


Bab 35

Setelan formal yang dikenakan  Nat malam ini tampak memukau sehingga membuat Neva yang melihatnya sedikit tercengang.

"Mbak, mau ke mana sudah rapi seperti ini?"

Setelan berwarna merah marun tersebut sangat cocok dengan kulit putih Nat. Bagian atas berbentuk kimono, sementara celananya sampai di atas pergelangan kaki. Neva tentu saja dibuat heran karena perempuan yang lebih tua darinya itu tidak mengatakan apa-apa tentang kepergiannya malam ini.

Tersenyum kecil, Nat menjawab, "mbak mau pergi. Diundang ke acara ulang tahun teman."

"Oh. Mbak kenapa enggak pakai gaun aja?"

"Enggak." Nat menggeleng. "Ini jalannya malam. Takut terjadi apa-apa. Kalau pakai celana 'kan gerakannya simple dan bebas."

"Oh, oke. Good luck, Mbak!"

"Kamu enggak malam mingguan sama pacar kamu itu?"

"Idih, pacar yang mana? Aku enggak punya pacar. Ya sudah, kalau begitu aku ke kamar. Mbak langsung kunci aja pintunya."

Neva melambaikan tangannya dan pergi dari hadapan Nat. Membahas soal pacar, tentu saja membuat Neva mudah tersinggung. Pasalnya, Kello tidak mau putus darinya, tapi juga tidak mau meninggalkan teman-temannya yang membawa pengaruh buruk. Jadi, Neva sudah muak dan tidak mau lagi berurusan dengan anak mami itu.

Sementara Nat langsung pergi dengan mobil miliknya sendiri. Sesampainya di restoran, gadis itu segera mengeluarkan kartu undangan yang diberikan oleh Arga tadi pagi. Pria itu berkata jika Nat tidak akan diizinkan masuk tanpa membawa undangan.

Sesampainya di meja penerima tamu, Nat memberikan kartu undangan tersebut pada seorang wanita yang menjaga di meja. Kemudian, ia diberikan sebuah pin berukuran kotak yang merupakan nomor dari meja tempat ia akan duduk sesuai dengan kode yang ada di undangan tersebut.

"Terima kasih."

Gadis itu melempar senyum kemudian melangkah masuk ke dalam restoran yang memang ukurannya sangat luas. Tidak heran jika pemilik restoran bisa mengundang band milik Arga mengingat prestasi chef restoran tersebut yang pernah menang beberapa kali saat mengikuti perlombaan internasional. Juga, hidangan makanan yang tersaji 'pun tidak pernah diberi rating buruk. Tandanya, selain menampilkan sisi glamor dari restoran tersebut, makanan pun tidak kalah enak.

Melangkah perlahan untuk mencari nomor yang sesuai dengan pin di tangannya, Nat kemudian tertegun sejenak saat menemukan jika meja yang akan ia tempati berada tepat di depan panggung. Bukan itu sebenarnya yang menjadi titik fokus Nat malam ini, melainkan meja tersebut berukuran agak panjang dan kemungkinan bisa menampung 7 sampai 8 orang.

Di meja tersebut sudah ada beberapa orang yang duduk. Nat tidak mengenalinya. Namun, ia tetap melangkah maju dan mengambil kursi duduk setelah meletakkan pin di nomor meja tersebut.

Dua orang pria dan satu wanita sudah lebih dulu duduk dan melirik ke arahnya.

Seorang pria tersenyum miring menatap Nat.

"Hei, kamu masih satu keluarga sama yang punya acara?"

Pria itu bersikap ramah pada Nat. Berharap bisa menjerat gadis itu dengan senyumnya yang mempesona.  Sayangnya, Nat tidak begitu tertarik pada pria seperti itu.

"Enggak." Nat menggeleng kepalanya dengan jujur.

"Berarti kamu tamu VIP di sini." Pri itu mengangguk dengan tebakannya yang dia rasa benar.

"Enggak juga."

Alis pria itu terangkat ketika mendengar jawaban yang tidak terduga dari gadis yang duduk satu kursi terpisah darinya.

KEJAR TARGET (sequel Dilema Istri Kedua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang