"Chandra ingin, kita pergi ke taman bermain lalu membuat foto keluarga dan melihat bintang dan bulan pada malam harinya" ucap Chandra seraya membayangkan betapa indahnya jika itu benar-benar terjadi.
Tiffany memajukan tubuhnya lalu mengusap surai rambut sang anak.
"Iya nak ayo kita lakukan bersama" ucap Tiffany sambil tersenyum hangat ke Chandra dan Chandra membalasnya dengan senyum yang tak kalah hangat.
"Ah kenapa jadi pada melow gini sih?" Ucap Alam yang memecahkan suasana sendu ini.
"Ya kan jarang-jarang kita pada melow gini, jangan suasana tegang terus yang dikeluarin" ucap Chandra.
Yang lainnya hanya terkekeh mendengar ucapan si bungsu.
"Ya sudah sekarang kan sudah malam, dan kamu harus istirahat Chan supaya bisa cepat sembuh" ucap Faro.
"Baik ayah, oh iya Chan mau besok kita pergi nya ya ayah?" Ucap Chandra.
Faro yang mendengarnya hanya bisa melirik yang lainnya, lalu mendekati sang bungsu.
"Kita bicarakan ini besok lagi ya? Sekarang Chan tidur ya sudah malam" ucap Faro.
"Tapi ayah Chan maunya besok boleh ya?" Bujuk Chandra.
Faro hanya bisa manghela nafasnya, "baiklah besok ayah akan tanyakan kepada dokter Wisnu apakah kau besok boleh keluar atau tidak" ucap Faro.
"Yeyyyy!!! Sayang ayah!" Ucap Chandra senang lalu memeluk Faro.
Faro hanya tersenyum lalu membalas pelukan sang anak, "kalau begitu sekarang Chan tidur ya" perintah Faro.
Chandra lalu menganguk dan mulai memejamkan matanya supaya cepat masuk ke dalam mimpi.
Setelah dirasa Chandra yang sudah tertidur Faro dan lainnya keluar dari ruangan.
"Ayah apakah tidak apa-apa jika Chan besok keluar?" Tanya Alam.
"Ayah juga gak tau pasti bang, tapi kalo Channya terus merengek ayah bisa apa kamu kan tahu anak itu sangat keras kepala" ucap Faro.
"Iya juga sih" ucap Alam setuju.
"Sudah-sudah kita bicarakan ini besok, sekarang waktunya kita istirahat, abang kaliam berdua pulang saja dulu ke rumah biar bunda dan ayah disini besok kita akan bergantian menjaga Chan" ucap Tiffany.
