Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
' hujan memang yang paling kusukai berkat Hujan diriku bisa menangis sepuasnya '
- Arjuna Chandra dewanta
------------------------------------
Panasnya sinar matahari, memasuki kamar seorang pemuda yang sedang tidur dengan damai.
Lalu suara alarm mulai menyala, kringg! Kring! Kring! Lantas pemuda itu langsung terbangun dari dunia mimpinya.
Bangun dari tidurnya lalu meregangkan tubuhnya yang terasa kaku setelah tidur.
Bangun dari tempat tidurnya lalu, menyambar handuknya dan memasuki kamar mandi.
Setelah mandi dan sedang siap-siap, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.
Tok! Tok! Tok! "Masuk aja, gak dikunci" ucapnya, saat telah terbuka, ada sesosok paruh baya yang berdiri disana.
"Den Chandra , itu ditunggu sama yang lain dibawah, untuk sarapan" ucap sang paruh baya.
"Owh oke, nanti Chandra ke bawah ya bi" ucap Chandra kepada pembantunya, sebut saja bi Inah.
Setelah selesai siap-siap, Chandra turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya.
"Pagii guys" ucap Chandra dengan semangat.
"Berisik, cepatan sini duduk" ucap Alam.
Chandra langsung diam, dan segera mendudukkan dirinya.
"Chandra" panggil seseorang kepada Chandra, Chandra yang sedang makan pun menoleh, "kenapa yah?" Ucap Chandra kepada ayahnya.
"Ingat ya, kamu harus dapat nilai yang bagus, biar nanti bisa jadi jasa" ucap Faro kepada anaknya.
"Semoga yah" ucap Chandra, lalu memakan sarapannya kembali.
"Kok responnya cuman gitu doang??" Ucap Faro, "terus mau di respon gimana yah? Kan ayah tahu Chandra bukan ahli di bidang hukum, kan ayah juga yang maksa Chandra masuk ke jurusan hukum, ayah tahu kan Chandra gak bisa mastiin kalo nilai Chandra selalu bagus??" Ucap Chandra, sekarang moodnya untuk memakan sarapannya hilang.
"Apa gunanya sih kamu, ini gak bisa, itu gak bisa, kapan bergunanya! Ayah sengaja maksa kamu masuk hukum biar nanti besar bisa berguna!" Ucap Faro dengan Nanda yang tinggi.
Semua orang yang sedang di meja makan hanya diam menyaksikan perdebatan, antara seorang ayah dengan anaknya.
"Ayah bilang Chan gak berguna? Chan kurang apanya sih? Chan udah nurutin apa yang ayah mau, papah pengen Chan masuk jurusan hukum, Chan turutin, ayah selalu nyuruh Chan belajar, Chan turutin, tapi ayah gak pernah lihat kan? Gimana Chan belajar supaya bisa jadi jasa yang ayah mau, tapi ayah gak pernah ngelihat Chandra, ngelirik aja gak!" Ucap Chandra, dengan menahan amarahnya.