Chapter 8

865 80 8
                                    

Typo dimana-mana!

Selamat membaca!

________________________________________________

"Tuhan boleh jemput Chandra sekarang aja gak? Chandra udah lelah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuhan boleh jemput Chandra sekarang aja gak? Chandra udah lelah"

-Arjuna Chandra Dewanta

________________________________________________

Sekarang Chandra dan juga Bintang sudah sampai pada rumahnya.

"Tunggu dulu, kamu jangan turun dulu, tunggu Abang" ucap Bintang yang membuat Chandra bingung, tapi Chandra tetap menuruti perkataan abangnya.

Bintang turun dari mobil lalu segera membuka pintu mobil penumpang yang diduduki Chandra.

"Silakan turun adikku yang ganteng" ucap Bintang.

Chandra langsung turun sambil menatap aneh kepada Bintang.

"Bang, bang Bintang sehat?" Tanya Chandra.

"Sehat kok sehat, kenapa emang?" Tanya Bintang balik.

Chandra hanya merotasikan matanya dengan malas, lalu melangkah meninggalkan abangnya.

Chandra membuka pintu rumahnya, saat baru memasuki tiba-tiba tamparan melayang ke arahnya.

Plakkkk! Chandra terkejut, otak nya mencerna kejadian yang baru ia dapatkan tadi.

"KAMU KEMANA HAH? JAM SEGINI BARU PULANG! UDAH BOLOS LAGI! MAU JADI APA KAMU! GIMANA MAU JADI BERGUNANYA!" ucap Faro sambil membentak.

"A-ayah" ucap Chandra sambil memegangi pipinya yang habis kena tamparan oleh Faro.

Bintang yang baru masuk terkejut melihat kejadian di depannya, Bintang langsung menghampiri Chandra dan Faro.

"Ayah apa apaan sih!? Kok nampar Chandra!" Ucap Bintang sambil memeluk Chandra.

"Kenapa kamu malah belain adik kamu!? Dia udah bolos sekolah terus pulangnya jam segini! Dasar anak gak berguna!" Ucap Faro.

"AYAH!" bentak Bintang.

Faro sedikit terkejut setelah Bintang membentaknya, namun ia langsung mendekati Chandra yang berada dalam pelukan Bintang.

"Dengar. Sekali lagi kamu bolos dari sekolah mu! Saya gak segan segan untuk menghabisi mu!" Ucap Faro.

Bintang hanya menatap tak percaya kepada papahnya, bisa-bisanya dia mengancam Chandra seperti itu.

Chandra Dan Dunianya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang