Selamat membaca!!!
____________________________________________________
"Maaf jikalau Chandra menyerah dengan hidup Chandra,
Sungguh ini sangat berat"-Arjuna Chandra Dewanta
_____________________________________________________
Sudah seminggu lamanya Chandra belum juga terbangun dari mimpinya.
"Nak indah sekali kah mimpi mu itu? Sampai-sampai tidak ingin membuka mata mu hem?"
"Sayang bunda rindu sekali dengan si bungsu bunda ini.....bangun nak bunda rindu celotehan-celotehan mu itu"
"Halo adeknya bang Bintang, gimana nih kabarnya di dalam mimpi sana? Kamu lagi apa dek di mipi sana?
Oh iya adek......Danu sudah bangu dari tidur panjangnya, apakah kamu tidak ingin membuka mata mu? Sedari tadi Danu mencari mu.....namu abang bingung bilang apa tentang kondisimu kepada Danu""Abang harap kamu segera bangun ya? Karena abang kangen jahilin kamu hehehe" lanjut Bintang, ia mengusap surai sang adik tersenyum melihat wajah damai sang adik.
"Anak ayah, apakah mimpi mu sangat indah sampai-sampai sangat nyaman disana? Kalau iya.... coba kamu ceritain ke ayah, tapi kamu harus bangun dulu"
Mereka semua menatap sendu ke arah sang bungsu, merasa takut untuk kehilangan makhluk manis sepertinya.
Jikalau ia pergi, bagaimana dengan mereka? Membayangkannya saja sudah tidak sanggup bagaimana kalau terjadi.
"Ayah sama bunda mau pulang dahulu untuk bersih-bersih dan istirahat sebentar, ayah akan menitipkan Chandra pada kalian"
"Iya ayah Bintang dan Alam akan menjaga Chandra dengan baik, ayah dan bunda istirahat saja dulu di rumah"
"Bang, kalau adek udah bangun tolong beritahu bunda ya?"
"Pasti bunda, nanti abang kasih tahu bunda"
"Yasudah ayah dan bunda pamit dahulu, assalammu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Bang"
Bintang menoleh menatap Alam yang sedang duduk di samping ranjang Chandra.
"Kenapa?"
"Gua takut adek gak bakal bangun lagi" ucapnya sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra Dan Dunianya (END)
Fiksi Penggemarseorang anak yang hanya ingin ketenangan dan kasih sayang. "Chandra salah ya, minta diperhatiin sama kalian" Arjuna Chandra Dewanta